Presiden Nepal Bidhya Devi Sangat Terkesan dengan RI, Ini Katanya

Presiden Nepal Bidhya Devi Bhandari (tengah) dan Dubes RI Heru Hartanto S (kiri)
Sumber :
  • ANTARA/HO-KBRI Dhaka

VIVA – Presiden Nepal Bidhya Devi Bhandari mengundang secara khusus Duta Besar RI untuk Nepal Heru Hartanto Subolo, karena ketertarikannya kepada Indonesia dan keberlanjutan hubungan bilateral kedua negara.

Nama Agus Kembali Berulah, Kini Guru Les Musik di Palembang Cabuli Muridnya

Dalam pertemuan yang berlangsung selama 90 menit tersebut, Presiden Bidhya mengatakan amat terkesan dengan peran dan pencapaian Indonesia selama ini dalam menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang di berbagai forum internasional, serta sebagai salah satu negara yang berpotensi besar di wilayah Asia.

“Presiden Bidhya menyampaikan pula bahwa pemerintah Nepal memiliki harapan besar dengan ditunjuknya Dubes Heru sebagai Dubes RI untuk Nepal akan membawa angin segar bagi hubungan bilateral kedua negara, bahkan meningkatkan nilai perdagangan menjadi lebih signifikan, mendorong people-to-people contact, dan mampu menjembatani business-to-business ke arah yang lebih baik,” kata KBRI Dhaka dalam keterangan tertulisnya, Rabu.

Bentrokan di Tanah Abang Akibatkan Satu Orang Tewas, Polisi Tengah Identifikasi 30 Terduga Pelaku

Kepada Presiden Nepal, Dubes Heru menyampaikan bahwa salah satu misi yang diembannya yaitu meningkatkan keterhubungan masyarakat madani  melalui saling kunjung serta meningkatkan arus wisatawan Nepal ke Indonesia maupun sebaliknya.

Terkait hal ini, Konsul Kehormatan RI di Kathmandu Chandra Prakash Dhakal telah menyampaikan permohonan langsung kepada Indonesia melalui pertemuan itu agar kiranya fasilitas visa on arrivalbagi pemegang paspor regular Nepal dapat segera diberikan oleh Pemerintah Indonesia.

Paksa Anak Berkebutuhan Khusus Makan Daging Musang, Pelaku Mengaku Ingin Viral

“Dubes Heru berkomitmen untuk menindaklanjuti permohonan tersebut kepada pemerintah pusat, serta berkomitmen untuk terus memperkuat hubungan bilateral yang lebih kuat dan komprehensif di masa datang,” demikian KBRI Dhaka.

Pertemuan itu berlangsung pada 11 Juni 2022, dua hari setelah Dubes RI menyerahkan surat-surat kepercayaan (Credential Letters) kepada Presiden Nepal.

Kesan baik dari pemerintah Nepal atas kunjungan kerja Dubes RI dalam rangka upacara credentials tersebut diwujudkan dengan munculnya berita mengenai credentials Dubes Heru sebagai judul utama (headlines) di surat kabar nasional utama Nepal yaitu the Rising Nepal, padahal saat itu ada tiga dubes lainnya yang juga menyerahkan letters of credence selain Indonesia yaitu Chile, Jamaika, dan Spanyol.

Nepal merupakan negara yang seluruhnya berbatasan dengan daratan (landlocked) yang berada di antara India dan China. Meskipun perdagangan bilateral masih relatif kecil, tetapi lebih lebih dari 95 persennya menguntungkan Indonesia.

Kondisi perdagangan bilateral tersebut belum mencerminkan potensi besar yang dimiliki kedua negara sehingga Indonesia perlu lebih aktif untuk menggarap peluang kerja sama di bidang infrastruktur, pariwisata, dan meningkatkan perdagangan, khususnya yang terkait dengan produk makanan-minuman, industri manufaktur, dan produk industri strategis.

Nilai perdagangan kedua negara yang selama kondisi pandemi COVID tahun lalu, mencapai 21,09 juta dolar AS (sekitar Rp311,2 miliar)pada periode Januari-Agustus 2021, tetapi tren perdagangan selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa surplus perdagangan selalu berada di pihak Indonesia. Produk unggulan Indonesia di antaranya tekstil, permesinan, transportasi, dan kelapa sawit.

Ketidakstabilan situasi politik di Nepal di masa yang lalu, dan transisi dari sistem monarki ke republik yang masih terus berproses, serta konstelasi geopolitik dunia saat ini, menjadi tantangan bagi negara yang kondisi geografis dikelilingi negara-negara besar yang saling bersaing.

Salah satu tantangan utama Nepal adalah infrastruktur karena Nepal merupakan negara landlocked dengan demografi yang bergunung-gunung. Perekonomian Nepal sejak 2020 melambat karena lockdown nasional yang diberlakukan pada Maret-Juli 2020. Namun demikian, perekonomian Nepal mulai menunjukkan perbaikan pada awal 2021.(Ant/Antara)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya