Butuh Minyak, Joe Biden Terpaksa Tutup Mata pada Catatan HAM Saudi
- AP Photo/Hassan Ammar, File
VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengkonfirmasi pada Selasa 14 Juni 2022, bahwa dia akan mengunjungi Arab Saudi pada Juli 2022 mendatang.
Melansir dari AP, Rabu 15 Juni 2022, dalam kunjungan tersebut, Biden  menyebutkan tujuannya adalah untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Arab Saudi. Kedatangan Biden termasuk untuk menegosiasi soal minyak dengan negara yang termasuk penghasil minyak mentah dunia terbesar itu. Diketahui AS kini juga mengalami ketersendatan ekonomi termasuk soal harga minyak yang tak stabil.
Hal ini merupakan sebuah perubahan dramatis dalam sikapnya terhadap kerajaan Arab Saudi yang dia janjikan untuk menjadikan 'pariah' sewaktu Biden menjadi kandidat Demokrat untuk Gedung Putih.
Dengan kunjungan di akhir perjalanan Timur Tengah 13-16 Juli 2022, yang mencakup pemberhentian di Israel dan Tepi Barat, Biden kini menyingkirkan sikap permusuhannya pada catatan hak asasi manusia (HAM) Saudi.Â
Dia ingin mengatur ulang hubungan pada saat AS dapat menggunakan bantuan dari kerajaan kaya minyak itu untuk mengurangi melonjaknya harga bahan bakar energi di seluruh dunia, terlebih di Eropa.
Perhentian di Arab Saudi akan mencakup pembicaraan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, pemimpin de facto kerajaan, menurut Gedung Putih dan pejabat Saudi.Â
Pejabat intelijen AS sebelumnya telah menytakan bahwa Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammad bin Salman kemungkinan memerintahkan pembunuhan 2018 terhadap jurnalis yang berbasis di AS Jamal Khashoggi.
Pada saat bergulirnya persidangan atas kasus tersebut, pengadilan Turki menghentikan persidangan in absentia (upaya mengadili seseorang dan menghukumnya tanpa dihadiri oleh terdakwa tersebut) dari 26 tersangka yang terkait dengan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Kasusnya kini diserahkan ke Saudi. Sebuah keputusan yang telah membuat marah kelompok-kelompok hak asasi manusia.