Duta Besar AS pada Rusia: Jangan Tutup Kedutaan Kami di Moskow
- tvOnenews
VIVA - Duta Besar Amerika Serikat untuk Moskow pada Senin, 6 Juni 2022, mengatakan bahwa Rusia seharusnya tidak menutup kedutaan AS meskipun krisis dipicu oleh perang di Ukraina.
Warga menaiki tank Rusia yang hancur dalam perang di Ukraina
- AP Photo/Evgeniy Maloletka)
Pemberontakan Melawan Hegemoni AS
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut bahwa invasi ke Ukraina sebagai titik balik dalam sejarah Rusia. Putin menilai bahwa hal tersebut merupakan sebuah pemberontakan melawan hegemoni AS yang menurut kepala Kremlin telah mempermalukan Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991.
John J Sullivan selaku Duta Besar AS mengatakan bahwa Rusia bahwa Moskow dan Washington tidak boleh begitu saja memutuskan hubungan diplomatik.
“Kita harus menjaga kemampuan untuk berbicara satu sama lain,” kata Sullivan, dikutip dari Channel News Asia, Selasa 7 Juni 2022.
Baca juga: Rusia Hujani Kiev dengan Roket Usai Gempur Ukraina Timur
Hubungan Moskow dengan Washington Belum Putus
Terlepas dari krisis, skandal mata-mata, hingga Perang Dingin, hubungan antara Moskow dan Washington belum putus sejak AS menjalin hubungan dengan Uni Soviet pada tahun 1993.
Sekarang, bagaimanapun Rusia telah mengatakan bahwa hubungan pasca-Soviet dengan Barat telah berakhir dan akan berbelok ke timur.
“Kami juga tidak akan pernah putus sama sekali,” ujar Sullivan yang menanggapi hal tersebut.
“Seperti yang saya pahami, pemerintah Rusia telah menyebutkan varian pemutusan hubungan diplomatik. Kita tidak bisa begitu saja memutuskan hubungan diplomatik dan berhenti berbicara satu sama lain,” tambah Sullivan.
Kemenlu Rusia Panggil Kepala Biro Media AS
Kementerian Luar Negeri Rusia telah memanggil kepala biro media AS untuk membahas dari tindakan tidak bersahabat AS atas Rusia.
“Satu-satunya alasan bahwa AS terpaksa menutup keduataannya yakni hanya jika keadaan menjadi tidak aman untuk melanjutkan pekerjaan,” kata Sullivan.
Bule Rusia Dideportasi, Overstay hingga Tak Bayar Tagihan RS Rp 33 Juta di Bali
DP (41), warga negara Rusia yang tidak membayar biaya rumah sakit sebesar Rp 33 juta dan overstay 14 bulan.
