Kesaksian Bocah 9 Tahun yang Selamat dari Penembakan SD di Texas

Aparat bersenjata berjaga pasca penembakan di sekolah dasar Texas, AS
Sumber :
  • William Luther/The San Antonio Express-News via AP

VIVA – Daniel Garza, salah satu siswa yang selamat dari penembakan massal di Sekolah Dasar Robb, Uvalde, Texas, Amerika Serikat yang berusia 9 tahun mengatakan bahwa saat terdengar suara tembakan, gurunya segera berlari ke arah pintu untuk mengunci ruang kelas mereka.

Komnas HAM Turun Tangan Selidiki Kasus Penembakan Siswa SMK di Semarang oleh Polisi

Melansir dari ABC News, Selasa, 31 Mei 2022, ruang kelas Daniel berada di samping ruang kelas tempat 19 siswa dan dua guru tewas dalam pembantaian tersebut.

Guru bernama Avila itu tertembak melalui kaca dan jatuh ke lantai. Namun, kata Daniel, gurunya tersebut masih menyuruh murid-muridnya untuk tetap diam dan mengatakan bahwa dia akan berpura-pura mati.

DPR Gemes Kapolrestabes Semarang Tak Jawab Panggilan Telepon soal Penembakan Siswa SMK

Ambulance berada di dekat sekolah dasar Robb pasca penembakan di Uvalde, Texas

Photo :
  • AP Photo/Dario Lopez-Mills

Selain Avila, seorang siswa juga terluka ketika pria bersenjata itu menembak melalui pintu ruang kelas.

Tim Dokkes Polda Jateng Bongkar Makam Pelajar SMK Tewas Ditembak Polisi di Semarang

Daniel mengungkapkan bahwa dia bersembunyi di bawah meja, di samping dinding dengan beberapa teman sekelasnya. Daniel dan rekan-rekannya yang ketakutan tetap diam. Mereka mendengarkan suara tembakan dan pria bersenjata itu yang menggedor pintu ruang kelas lainnya.

“Saya pribadi tidak bisa cukup berterima kasih kepada guru putra saya,” kata ibu Daniel, Briana Ruiz.

“Saya pikir apa yang dia lakukan menyelamatkan seluruh hidup mereka (murid),” sambungnya.

Meskipun Daniel selamat, tetapi dia kehilangan sepupu tercintanya Ellie Garcia yang berada di kelas sebelah, di mana 19 anak terbunuh dalam penembakan brutal tersebut.

“Saya sangat khawatir padanya karena saya tidak mendengar teriakan dari kelas sebelah,” ujar Daniel.

Ruiz mengatakan, akibat dari insiden tersebut, putranya mengalami trauma. Bahkan sejak penembakan itu, Daniel tidak ingin masuk ke kamarnya dan berhenti bermain video game.

“Ketika saya bertanya kepadanya mengapa dia tidak ingin bermain game, dia berkata ‘Saya tidak ingin mendengar suara tembakan’,” kata Ruiz.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya