Kota Kembar Ukraina Mau Direbut Rusia Tularkan Ketakutan

Pejuang Ukraina memperbaiki tank Rusia rusak dan menggunakannya di medan perang
Sumber :
  • AP Photo/Bernat Armangue

VIVA – Rusia pada Sabtu 28 Mei 2022 menegaskan bahwa pasukannya dan separatis telah merebut persimpangan kereta api utama di Ukraina timur. Kota tersebut merupakan kota kedua yang jatuh ke tangan Moskow pada minggu ini ketika mereka berjuang untuk merebut semua wilayah Donbas yang diperebutkan negara itu.

Kakinya Buntung, Komandan Angkatan Laut Rusia Tewas Akibat Bom Mobil

“Jika Rusia berhasil mengambil alih wilayah-wilayah ini, kemungkinan besar akan dilihat oleh Kremlin sebagai pencapaian politik yang substantif dan digambarkan kepada orang-orang Rusia sebagai pembenaran invasi,” kata Kementerian Pertahanan Inggris.

Selain itu, pertempuran berlanjut pada hari Sabtu di sekitar Sievierodonetsk dan Lysychansk di dekatnya. Keduanya dianggap kota kembar yang merupakan daerah terakhir di bawah kendali Ukraina di Provinsi Luhansk.

Rusia Gawat, Ukraina Mampu Bikin Senjata Nuklir dalam Hitungan Bulan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa situasi di Ukraina timur sulit namun dia menyatakan keyakinannya bahwa negaranya akan menang.

“Jika penjajah berpikir bahwa Lyman atau Sievierodonetsk akan menjadi milik mereka, mereka salah. Donbas akan menjadi orang Ukraina,” ujarnya, dikutip dari AP, Senin 30 Mei 2022.

50 Ribu Tentara Rusia Siaga Operasi Usir Pasukan Ukraina dari Kursk

Sebelumnya, pada minggu lalu pasukan Rusia telah mengambil alih Svitlodarsk, sebuah kota kecil di selatan Sievierodonetsk yang menjadi tuan rumah pembangkit listrik termal.

Sementara Gubernur Luhansk memperingatkan bahwa tentara Ukraina mungkin harus mundur dari Sievierodonetsk untuk menghindari pengepungan.

Kemajuan pasukan Rusia sudah menimbulkan kekhawatiran bahwa penduduk akan mengalami kengerian yang sama seperti orang-orang yang terjebak di Mariupol pada minggu-minggu sebelumnya.

Wali kota Sievierodonetsk mengatakan pada Jumat 27 Mei 2022 bahwa sekitar 1.500 warga sipil tewas selama perang di sana. Tewasnya warga sipil di sana termasuk karena kekurangan obat-obatan maupun karena penyakit yang tidak dapat diobati saat kota itu dikepung.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya