4 Hal yang Akan Terjadi Jika Putin Kembali Persatukan Uni Soviet
- thetimes.co.uk
VIVA – Mengacu pada laporan daily mail yang dirilis pada 27 Februari 2022, suatu sisi pandang baru disajikan dalam konflik antara Rusia dan Ukraina, dalam laporan tersebut dikatakan bahwa Vladimir Putin disebut sedang dalam keadaan paranoid setelah beberapa waktu mengalami isolasi di sebuah bunker bekas buatan Uni Soviet.
Sifat paranoid inilah yang disinyalir menjadi alasan utama penyerangan yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Dikutip dari Morning Amerika, penyerangan yang ia lakukan ke Ukraina dianggap sebagai awal dari strategi putin untuk membentuk Kembali Uni Soviet baru, tentu hal ini membuat tanda tanya besar bagaimana jika negara raksasa tersebut berdiri Kembali.
Berdirinya Kembali Uni Soviet dianggap hal yang mustahil bagi banyak orang, namun bagi presiden Rusia, Vladimir Putin ini bukanlah angan-angan biasa, hal ini beberapa kali dilontarkan oleh Putin dalam pidatonya pada tahun 2005 lalu, Putin menyatakan bahwa bubarnya Uni Soviet merupakan bencana geopolitik terbesar abad ini.
Tidak hanya itu, pada pidatonya tahun 2021, Putin juga menyinggung terkait Uni Soviet ia mengatakan bahwa dirinya sangat menyesalkan runtuhnya Uni Soviet.
Tidak hanya itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahkan menuding, Putin memiliki ambisi besar dari sekedar Ukraina, Joe mengatakan dia (Putin) ingin mendirikan Uni Soviet baru. Biden menganggap invasi militer Rusia ke Ukraina ini, merupakan pintu masuknya.
Apakah hal ini mungkin? Atau ini hanyalah mimpi siang bolong dari seorang Putin?
Berikut VIVA telah merangkumnya dari berbagai sumber, terkait 4 Hal yang akan terjadi jika Putin berhasil persatukan Uni Soviet kembali.
Apa yang akan terjadi bila Putin membangun ulang Uni Soviet?
Uni Soviet dahulu adalah sebuah negara adidaya yang berdiri sejak 1917, negara besar tersebut memiliki pengaruh besar terhadap situasi dunia kala itu, namun setelah menjadi kekuatan dominan selama 70 tahun, negara besar yang dikenal kuat ini akhirnya bubar pada tahun 1991.
Namun yang perlu diingat, Uni Soviet dulunya adalah negara adidaya, dari segi ekonomi, politik militer hingga olahraga. Negara komunis ini merupakan pesaing ketat Amerika sejak dahulu.
Negara ini dulunya juga merupakan negara terluas di dunia, dengan luas mencangkup 15 negara, yakni: Rusia, Ukraina, Belarus, Moldova, Lithuania, Latvia, Estonia, Georgia, Armenia, Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, dan kirgistan. Luas daratannya mencapai seper 6 daratan di bumi.
Saking besarnya, Uni Soviet diketahui memiliki 11 zona waktu yang berbeda, jika di total, populasi penduduk Uni Soviet dari timur hingga ke barat mencapai 300 juta lebih jiwa dengan pendapatan per tahun sebesar 2.034 triliun USD. jika Putin berhasil menyatukan kembali seluruh negara ex Uni Soviet maka seluruh kekuatan itu akan pulih kembali dan bahkan lebih menakutkan dari sebelumnya.
Seberapa besar pengaruh Uni Soviet jika berhasil disatukan kembali?
Dari segi militer, jika Putin berhasil menyatukan seluruh ex negara-negara Soviet, maka total sokongan dana yang akan mereka kumpulkan dapat mencapai 80,4 miliar USD atau 1.149 triliun rupiah, dan total keseluruhan jumlah personil tentara yang mereka miliki dapat mencapai 32 juta personil. Belum lagi jika kita menghitung alutsista dari masing masing negara ex Uni Soviet itu dan mereka juga akan memiliki senjata mematikan nuklir terbanyak di dunia.
Dengan demikian kekuatan Uni Soviet ini dapat menandingi NATO yang beranggotakan Amerika Serikat dan para sekutunya. Kehadiran Uni Soviet tidak akan berdampak pada ekonomi dan demografi saja, sebagai bekas negara adidaya ini, terbangunnya Kembali Uni Soviet tentu akan berpengaruh langsung pada kondisi perpolitikan dunia dan mungkin saja jika itu terjadi akan membangkitkan Kembali negara gabungan Eurasia.
Bagaimana kondisi politik dunia jika Uni Soviet berhasil Bersatu Kembali?
Tidak hanya itu, terbangunnya Kembali Uni Soviet juga akan mempengaruhi Tiongkok, mengingat keduanya di era perang dingin telah membangun koalisi yang cukup dekat berkat ideologis mereka, sehingga negara ex blok timur lainnya seperti Korea Utara, Kuba, Laos, Vietnam juga akan diuntungkan. Bahkan veneuzuela dan Chile juga bisa mendapatkan keuntungan tersebut mengingat politik di kedua negara tersebut dahulu sangat dekat dengan Uni Soviet.
Terbentuknya Uni Soviet baru ini juga digadang-gadang sebagai kebangkitan dari ideologi komunis yang disinyalir dapat mempengaruhi negara-negara yang berdempetan dengan Uni Soviet bagian Timur, seperti Jerman, Polandia, Yugoslavia, Cekoslavia, Bulgaria, dan Rumania yang dulunya bergabung dengan blok Barat, bisa saja akan terpengaruh dengan kekuatan global dan merubah Haluan mereka untuk bergabung ke Uni Soviet baru ini.
Bagaimana hubungannya dengan Indonesia?
Seperti yang kita ketahui, hubungan Indonesia dengan Uni Soviet di era 60an pernah begitu dekat, ini disebabkan karena posisi Indonesia saat itu sangat kritis terhadap blok Barat, tapi tidak bergabung dengan blok Timur (netral). Uni Soviet bahkan pernah membantu menyumbangkan peralatan militer untuk Indonesia, dan menjadi negara yang paling awal mengakui kedaulatan Indonesia dari kolonialisme.
Namun dalam perkembangan baru-baru ini, Indonesia belum tentu akan diuntungkan jika Uni Soviet yang baru dibentuk oleh Putin, sebab, politik Indonesia saat ini sangat jauh berbeda dibandingkan era Soekarno, kecuali Indonesia dapat membuktikan posisinya agar tidak terlalu dekat dengan Amerika dan sekutunya.
Namun hubungan antara Rusia dan Indonesia yang telah dibangun selama ini juga dapat semakin kuat, dilihat dari hubungan ekonomi, militer, sosial dan kebudayaan, dalam Kerjasama militer, Indonesia tercatat sebagai pelanggan alutsista buatan Rusia. dan kerja sama lainnya juga kerap dibangun oleh kedua negara ini.
Jadi apakah Uni Soviet dapat menguntungkan Indonesia?