RI Mau Tingkatkan Perdagangan dengan Maladewa, Apa Saja Prospeknya

Foto udara ibu kota Maladewa, Male, 9 Deseber 2009
Sumber :
  • ANTARA FOTO/REUTERS/Reinhard Krause/File photo/File Photo/File Photo/AWW/djo

VIVA – Duta Besar RI untuk Maladewa Dewi Gustina Tobing dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Maladewa Ibrahim Mohamed Solih menyampaikan perlunya kedua negara mendorong peningkatan hubungan perdagangan.

Menteri Ara Setuju Tapera Bersifat Sukarela: Jangan Maksa-maksa

Dubes Dewi pada kesempatan itu menyerahkan surat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Maladewa di Istana Presiden di Male pada Selasa (17/5), menurut keterangan KBRI Colombo yang diterima di Jakarta, Kamis.

Dubes Dewi menyebutkan bahwa volume perdagangan Indonesia-Maladewa pada 2021 mencapai 40,8 juta dolar AS, dengan surplus bagi Indonesia sebesar 39,5 juta dolar AS.

Masa Tenang Pilkada, Car Free Day di Sudirman-Thamrin Tidak Diberlakukan pada 24 November 2024

"Namun nilai ini masih jauh dari potensi yang dimiliki mengingat Maladewa mengimpor hampir 90 persen kebutuhan dalam negerinya dengan total impor pada 2021 sekitar 2,5 miliar dolar AS," katanya.

Menurut dia, potensi itu dapat dimanfaatkan oleh pengusaha Indonesia untuk segera masuk ke pasar Maladewa, termasuk untuk memasok produk halal bagi penduduk Maladewa yang berjumlah 500 ribu orang.

Polisi Tetapkan 4 Orang Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan Anak yang Dituduh Curi Uang di Tangerang

Selain itu, kata dia, pengusaha Indonesia juga dapat menyuplai produk-produk yang dibutuhkan resort-resort guna melayani kebutuhan turis asing yang berkunjung ke Meladewa, yang mencapai hingga 1,5 juta per tahun.

"Maladewa juga terbuka bagi produk-produk non-makanan, seperti produk untuk mendukung infrastruktur, kebutuhan resort-resort serta kebutuhan masyarakat Maladewa pada umumnya," ujar Dubes Dewi.

Pada kesempatan itu, Dubes Dewi pun meminta dukungan Pemerintah Maladewa dalam upaya memberikan pelindungan bagi keberadaan sekitar 2.500 pekerja migran Indonesia yang pada umumnya bekerja di sektor pariwisata dan sektor ekonomi lainnya.

Dubes Dewi juga berharap Pemerintah Maladewa dapat memberi kesempatan kerja yang lebih besar kepada tenaga kerja Indonesia mengingat kebutuhan Maladewa yang cukup besar.

Dia selanjutnya sepakat tentang pentingnya kerja sama pariwisata kedua negara mengingat Maladewa terkenal dengan pariwisatanya, dan Indonesia juga memiliki potensi sangat besar di sektor pariwisata.

Mengakhiri pembicaraan, Presiden Ibrahim dan Dubes Dewi menyampaikan optimisme bahwa hubungan kedua negara akan terus tumbuh dan berkembang ke arah yang konstruktif dan saling menguntungkan.

Maladewa merupakan negara kepulauan yang berada di Samudera Hindia dengan jumlah penduduk sekitar 500 ribu dan 100 persen beragama Islam.

Kepulauan Maladewa atau lebih dikenal dengan Maldives ini secara geografis termasuk negara yang berada di Asia Selatan. Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Maladewa pada 2 September 1974. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya