Pengakuan Dosa Sersan Rusia Tembaki Warga Sipil, Kini Diadili Ukraina
- AP Photo/Efrem Lukatsky
VIVA – Sersan Vadim Shishimarin, seorang tentara Rusia berusia 21 tahun, menghadapi pengadilan kejahatan perang pertama sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Sersan Shishimarin didakwa pada Rabu di pengadilan Ukraina dan mengaku bersalah karena membunuh seorang warga sipil tak bersenjata.
Sersan Vadim Shishimarin terancam hukuman penjara seumur hidup karena diduga menembak seorang pria Ukraina berusia 62 tahun di kepala melalui jendela mobil yang terbuka di wilayah timur laut Sumy pada 28 Februari, empat hari setelah invasi.
Shishimarin yang merupakan anggota unit tank Rusia ditangkap, diadili berdasarkan bagian dari KUHP Ukraina yang membahas hukum dan kebiasaan perang.
"Terdakwa Shishimarin sepenuhnya mengakui kesalahan kejahatan tersebut sesuai dengan semua keadaan yang ditetapkan selama penyelidikan pra-persidangan dan diumumkan oleh jaksa selama persidangan hari ini," kata jaksa Yaroslav Uschapivskyi dilansir AP, Kamis, 19 Mei 2022.
"(Shishimarin) diperintahkan (untuk menembak warga sipil) oleh seseorang yang bukan komandan langsungnya atau orang yang instruksinya harus dia ikuti," tambah Uschapivskyi. "Jadi tidak benar untuk mengatakan bahwa ada semacam perintah,"
Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova sebelumnya mengatakan sedang menyiapkan kasus kejahatan perang terhadap 41 tentara Rusia untuk pelanggaran yang mencakup pemboman infrastruktur sipil, pembunuhan warga sipil, pemerkosaan dan penjarahan.
Belum dijelaskan berapa banyak tersangka yang berada di tangan Ukraina dan berapa banyak yang akan diadili secara in absentia.
Jaksa berencana untuk terus mengajukan bukti terhadap Shishimarin menyusul pengakuan bersalahnya.
Sebagai kasus kejahatan perang perdana di Ukraina, penuntutan Shishimarin diawasi dengan ketat. Penyelidik telah mengumpulkan bukti kemungkinan kejahatan perang untuk dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag.
Victor Ovsyanikov, pengacara Shishimarin, mengatakan pada hari Rabu bahwa meskipun mengaku bersalah, dia yakin tindakan prajurit itu salah kualifikasi.
"Dia membaca dakwaan dan setuju dengan apa yang ada di sana," kata Ovsyanikov. "Tetapi orang yang tidak mengerti nuansa hukum atau aturan kualifikasi pasal, dia bisa mengatakan 'ya, begitulah adanya.' ... Saya memiliki keberatan tertentu terhadap apa yang ada di sana," imbuhnya
Ovsyanikov menambahkan bahwa dia telah berbicara dengan ibu terdakwa, yang menanyakan tentang kondisi tentara dan kasus pengadilan. "Saya memberinya semua penjelasan yang diperlukan dan hanya itu," katanya.
Jaksa Agung Ukraina mengatakan sedang menyelidiki lebih dari 10.700 potensi kejahatan perang yang melibatkan lebih dari 600 tersangka, termasuk tentara Rusia dan pejabat pemerintah.
Dengan bantuan dari para ahli asing, jaksa sedang menyelidiki tuduhan bahwa pasukan Rusia melanggar hukum Ukraina dan internasional dengan membunuh, menyiksa dan menyalahgunakan mungkin ribuan warga sipil Ukraina.
Persidangan Shishimarin digelar perdana pada hari Jumat pekan lalu. Ia tampil perdana di pengadilan secara singkat sementara pengacara dan hakim membahas masalah prosedural.
Setelah pembelaannya pada hari Rabu, proses dilanjutkan hingga Kamis, ketika persidangan diperkirakan akan dilanjutkan di ruang sidang yang besar untuk menampung lebih banyak wartawan.
Siapa yang Perintahkan?
Pihak berwenang Ukraina memposting beberapa detil di media sosial pekan lalu dari penyelidikan mereka dalam kasusnya.
Shishimarin termasuk di antara sekelompok pasukan Rusia yang melarikan diri dari pasukan Ukraina pada 28 Februari, menurut akun Facebook Venediktova. Orang-orang Rusia itu diduga menembaki sebuah mobil pribadi dan kendaraan itu, kemudian melaju ke Chupakhivka, sebuah desa sekitar 200 mil sebelah timur Kyiv.
Dalam perjalanan, jaksa agung menuduh, tentara Rusia melihat seorang pria berjalan di trotoar dan berbicara di teleponnya. Shishimarin diperintahkan untuk membunuh pria itu sehingga dia tidak dapat melaporkannya ke otoritas militer Ukraina. Venediktova tidak mengidentifikasi siapa yang memberi perintah.
Shishimarin menembakkan senapan Kalashnikov-nya melalui jendela yang terbuka dan mengenai kepala korban, tulis Venediktova.
"Pria itu meninggal di tempat hanya beberapa puluh meter dari rumahnya," katanya.
Layanan keamanan SBU Ukraina memposting video pendek pada 4 Mei tentang Shishimarin berbicara di depan kamera dan menjelaskan secara singkat bagaimana dia menembak pria itu. SBU menggambarkan video itu sebagai salah satu pengakuan pertama dari penjajah musuh.
"Saya diperintahkan untuk menembak," kata Shoshimarin. "Saya menembak satu (putaran) ke arahnya. Dia terjatuh. Dan kami terus berjalan,"
Rusia diyakini sedang mempersiapkan pengadilan kejahatan perang untuk tentara Ukraina.