Sheikh Mohammed bin Zayed Jadi Pemimpin Baru UEA

Presiden Joko Widodo dalam pertemuan bilateral dengan Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) yang digelar di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab, pada Rabu, 3 November 2021.
Sumber :
  • Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan terpilih jadi Pemimpin de facto Uni Emirat Arab (UAE). Hal itu diputuskan satu hari setelah saudara tirinya, Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed wafat.

Sheikh Mohammed, yang dikenal sebagai MbZ, dipilih sebagai presiden UEA oleh dewan agung federal pada Sabtu 14 Mei 2022 waktu setempat. Dewan tersebut terdiri dari para pemimpin tujuh emirat di federasi UAE.

"Kami mengucapkan selamat baginya dan berjanji untuk setia kepadanya, demikian pula dengan rakyat kami," kata pemimpin Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, yang juga merupakan wakil presiden dan perdana menteri UAE.

Sebagai informasi, MbZ (61) telah selama bertahun-tahun memegang kekuasaan di belakang layar. Ia juga memimpin penataan kembali Timur Tengah, yang menciptakan poros baru anti Iran dengan Israel.

Saat ini, jabatan sebagai presiden memperkuat posisi Sheikh Mohammed sebagai penguasa negara penghasil minyak pada keanggotaan OPEC. Ia dipilih sebagai presiden pada saat hubungan lama yang terjalin antara UAE dan Amerika Serikat memburuk.

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ).

Photo :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

Hal tersebut diketahui, terkait sikap AS yang dianggap tidak mau terlibat dengan kekhawatiran soal keamanan yang dirasakan negara-negara sekutunya di Teluk.

MbZ juga muncul sebagai presiden pada saat negara-negara Barat berupaya menggalang dukungan dari kawasan itu untuk ikut mengucilkan Rusia terkait konflik Ukraina. UAE, yang merupakan pusat perdagangan dan pariwisata, telah memperkuat hubungannya dengan Rusia dan China.

Rocky Gerung: Statistik Andika Perkasa Merangkak Menanjak di Jateng, Jokowi Mulai Cemas

Penguatan berlangsung ketika hubungan politik AS dengan UAE dan Arab Saudi memburuk akibat perbedaan sikap menyangkut perang Yaman, masalah Iran, serta syarat-syarat pembelian persenjataan AS. Namun, Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah berupaya untuk memperbaiki hubungan dengan Saudi dan UAE.

Kedua negara itu tidak mau menyatakan keberpihakan terkait konflik Rusia-Ukraina serta menolak permintaan negara-negara Barat agar memompa lebih banyak minyak untuk membantu menurunkan harga minyak mentah. (Ant)

Soal Dukungan Jokowi ke Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng, Begini Analisa Pengamat
Dok. Istimewa

Bela Jokowi, Rampai Nusantara Tak Sependapat Dengan Hasto Soal Kriminalisasi Terhadap Anies

Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar tidak sependapat dengan pernyataan dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait dugaan kriminalisasi terhadap Anies Baswedan.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024