Sekte Thawee Menyembah Mayat, Dahak dan Urine Pemimpin Dicap Obat

Ilustrasi orang dengan sekte mengerikan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Polisi di timur laut Thailand telah menangkap seorang yang mengaku sebagai orang suci dan tinggal di hutan. Pengikutnya diduga menyembah mayat dan mengonsumsi cairan tubuh manusia sebagai obat penyakit, kata para pejabat pada Senin 9 Mei 2022.

Raker dengan DPR, Menhut Tegaskan Tak Segan Cabut Izin PPKH Perusahaan Nakal

Dalam penggerebekan rumah Jerami Thawee Nanra yang terjadi pada Minggu 7 Mei 2022, jauh di dalam hutan di provinsi Chaiyaphum sempat terjadi kekacauan.

Para pengikut Thawee berteriak dan berdesak-desakan dengan polisi saat pria berambut putih dan bertelanjang dada itu digiring ke sebuah kendaraan polisi.

Cerita Sriwani Sayuti Bisa Balik Indonesia, Sempat Ditahan di Thailand Dituduh Bawa 128 WNI Wisata Ilegal

Melansir dari AP, Selasa 10 Mei 2022, polisi mengatakan mereka menemukan 11 mayat di tempat itu dan media lokal mengatakan bahwa penemuan mayat itu diyakini sebagai mayat para pengikutnya.

Gubernur Kraisorn Kongchalad Thailand mengatakan bahwa Thawee memiliki setidaknya belasan pengikut yang tinggal bersamanya. Peti mati berisi mayat juga ditemukan berserakan di sekitar rumah Thawee.

Muslim Tapi Tak Selalu Ikuti Aturan Al-Quran, Cinta Laura: Kita Tinggal di Dunia Modern

Para pengikut Thawee mengatakan kepada pihak berwenang bahwa air seni dan dahak sang pemimpin diyakini sebagai obat untuk penyakit.

Kraisorn mengungkapkan bahwa dia terkejut menemukan praktik seperti itu masih berlangsung di zaman yang semakin maju dan modern ini.

“Sangat mengganggu melihat ada orang yang percaya takhayul seperti itu. Tapi ini bukan hanya tentang kepercayaan pribadi lagi. Kami menemukan mayat, dan kami harus bekerja dengan semua lembaga untuk menetapkan fakta seputar orang-orang ini,” ujarnya.

Penduduk Thailand mayoritas beragama Buddha, tetapi banyak orang yang juga memegang kepercayaan di luar agama seperti pemujaan roh lokal dan ketakutan akan hantu.

Pihak berwenang percaya kelompok itu ada selama lebih dari empat tahun tanpa ada yang menyadarinya karena lokasi rumah pemimpin berada di kawasan hutan terpencil dan jauh dari komunitas lain.

Namun anonimitas mereka berakhir setelah seorang putri dari salah satu pengikutnya mengadu kepada seorang selebritas media sosial yang spesialis dalam hal mengekspos tokoh agama yang tidak bermoral.

Thawee awalnya didakwa melanggar batasan kawasan hutan karena rumahnya berada di lahan publik dan pertemuan ilegal yang berdasarkan Undang-undang Pengendalian Penyakit yang telah digunakan Thailand dalam dua tahun terakhir untuk memerangi virus Corona.

Polisi melaporkan bahwa mereka sedang menyelidiki tuduhan lain, termasuk pembuangan mayat secara tidak sah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya