PM Sri Lanka Akhirnya Mundur Setelah Didemo Berminggu-minggu
- Asia Times
VIVA – Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri setelah berminggu-minggu diprotes warganya yang menuntut agar dia dan saudaranya, Presiden Sri Lanka mundur dari jabatannya.
Protes tersebut terjadi karena menurut masyarakat Sri Lanka, Presiden Sri Lanka Rajapaksa Gotabaya menyeret negara itu ke dalam krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.
Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa mengatakan dalam Twitter miliknya, bahwa ia mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Gotabaya Rajapaksa.
Melansir dari AP, Selasa 10 Mei 2022, hal tersebut merupakan langkah yang mengikuti serangan kekerasan oleh pendukung pemerintah terhadap pengunjuk rasa, yang mendorong pihak berwenang untuk mengerahkan pasukan bersenjata di ibu kota Kolombo.
Pengunduran Perdana Menteri terjadi ketika ekonomi negara itu tengah mengalami krisis ekonomi parah. Impor segala sesuatu, mulai dari susu hingga bahan bakat telah anjlok dan menyebabkan kelangkaan makanan dan pemadaman listrik bergilir.
Selain itu, empat orang termasuk seorang anggota parlemen dari partai yang berkuasa, tewas dalam kekerasan yang terjadi pada Senin 9 Mei 2022.
Presiden Rajapaksa juga memberlakukan jam malam di seluruh negeri pada hari Senin malam yang berlangsung hingga Rabu pagi.
Selama lebih dari sebulan, protes telah menyebar ke seluruh negeri dan menarik orang dari berbagai etnis, agama, dan kelas. Untuk pertama kalinya kelas menengah di Sri Lanka juga turun ke jalan dalam jumlah besar.
Hal ini menandai pemberontakan dramatis oleh banyak mantan pendukung Rajapaksa, beberapa diantaranya telah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk melakukan protes di luar kantor presiden.
Protes di Sri Lanka semakin menegaskan kemerosotan dukungan Rajapaksa, dinasti politik paling kuat di Sri Lanka selama beberapa dekade.
Tolak Mundur
Sementara Presiden Sri Lanka Rajapaksa Gotabaya tidak akan mundur dari jabatannya, dan akan menghadapi krisis politik dan ekonomi di negara itu, kata seorang Menteri pada Rabu 6 April 2022.
Presiden Gotabaya Rajapaksa akan tetap bertahan meskipun protes besar terus berlanjut yang menuntut pengunduran dirinya.Â
Sebelumnya Sri Lanka telah mengalami kekurangan bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnya selama berbulan-bulan. Protes semakin membesar dan menyebar karena masalah ekonomi yang sudah meluas di negara tersebut.Â
Para pendemo melakukan kritik terhadap Presiden Rajapaksa dan keluarganya yang menjadi kekuatan politik dan penguasa di negara tersebut. Namun, meski masyarakat menuntut pengunduran dirinya, Rajapaksa menolak seruan tersebut.Â
Bahkan setelah anggota koalisinya mengundurkan diri pada April lalu, Rajapaksa melalui anggota parlemen mengatakan akan bertanggung jawab mengenai masalah di negaranya.Â
"Rajapaksa tidak akan mengundurkan diri. Kami akan menghadapi ini. Kami memiliki kekuatan untuk menghadapi ini, kami tidak takut," kata Menteri Jalan Raya, Johnson Fernando, dikutip dari Associated Press, Kamis 7 April 2022.Â