6 Fakta Hari Bumi 2022 yang Menjadi Google Doodle Hari Ini

Ilustrasi Hari Bumi atau Earth Day
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Hari Bumi 2022 jatuh dan diperingati tepat pada hari ini tanggal 22 April. Dalam rangka memperingati Hari Bumi ini, Google Doodle menampilkan dampak perubahan iklim yang terjadi pada Bumi di halaman utama pencarian Google. Saat mengakses halaman awal pencarian di Google, kamu akan melihat GIF dari empat lokasi berbeda di Bumi.

Deretan Fakta Terbaru Kasus Dokter Kecantikan Abal-Abal Ria Beauty, Polisi yang Menanganinya Dimutasi

Pada Hari Bumi ini, kita akan membahas mengenai fakta-fakta tentang bumi yang mungkin tidak kamu ketahui sebelumnya. Salah satunya tentang perubahan iklim bumi yang telah terjadi dan berdampak juga pada kehidupan kita. Seperti yang dikutip dari CBS News, berikut ini sejumlah fakta hari bumi 2022. 

1. Industri fashion tahun 2018 menghasilkan 4% dari emisi gas rumah kaca dunia

Deretan Fakta-fakta Kasus Anak Bos Roti Tega Aniaya Karyawati sampai Terluka

Sektor fashion pada tahun 2018 bertanggung jawab atas sekitar 2,1 miliar metrik ton emisi gas rumah kaca, yaitu sekitar 4% dari total global berdasarkan laporan yang ditulis oleh Global Fashion Agenda dan firma konsultan manajemen nirlaba Global keberlanjutan McKinsey and Company pada tahun 2020.

Dalam studi ini ditemukan bahwa 70% dari emisi industri fashion berasal dari produksi dan pemrosesan bahan pakaian. Para peneliti memperkirakan emisi gas rumah kaca dari industri fashion ini akan meningkat menjadi hampir 2,7 miliar ton setiap tahun pada 2030 mendatang jika tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil selama dekade berikutnya.

Deretan Fakta-fakta Kasus Agus Buntung, Sang Pelaku Pelecehan Seksual di NTB

Hal tersebut dikarenakan banyaknya pakaian yang tidak terpakai yang dibuang sehingga menjadi limbah dan emisi. Alangkah baiknya kita menggunakan pakaian dengan tahan lama agar nantinya tidak dibuang dan menumpuk. Selain itu juga kita bisa mengurangi pembelian pakaian atau hanya beli sesuai dengan keperluan untuk menguranginya. 

2. Sekitar 80% air limbah dunia mengalir kembali ke ekosistem tanpa diolah atau digunakan kembali

Menurut PBB, 80% air limbah dunia mengalir kembali ke ekosistem tanpa diolah atau digunakan kembali dan sekitar 44% air limbah rumah tangga di seluruh dunia tidak diolah dengan aman. Karena itu, sekitar 1,8 miliar orang di seluruh dunia memanfaatkan sumber air minum yang berpotensi terkontaminasi tinja. Mereka yang mengonsumsi air yang tidak diolah berisiko tertular penyakit seperti kolera, disentri, tipus dan polio.

PBB melaporkan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah berada pada risiko terbesar terpapar polutan dalam air karena populasi yang lebih tinggi, kurangnya sistem pengelolaan air limbah dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu solusinya adalah dengan mengurangi polusi dan meningkatkan cara kita mengelola air limbah.

3. Bumi menjadi semakin hangat dari empat dekade terakhir

Pada empat dekade terakhir, perubahan Iklim berturut-turut lebih hangat daripada dekade sebelumnya sejak 1850. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa gas rumah kaca dari aktivitas manusia menyebabkan pemanasan 1,1 derajat Celcius antara tahun 1850-1900.

Kepala PBB António Guterres memperingatkan bahwa pada bulan ini planet berada di jalur menuju pemanasan global lebih dari dua kali lipat batas 2,7 derajat Fahrenheit yang disepakati dalam Perjanjian Iklim Paris 2015. Dirinya mengatakan bahwa dunia “sudah sangat dekat dengan titik kritis yang dapat menyebabkan efek iklim yang tidak dapat diubah." 

4. Emisi karbon dioksida terus meningkat

Meskipun pengurangan emisi karbon dioksida sebesar 6% hingga 7% sudah dilakukan. Namun emisi karbon dioksida pada tahun 2020 mencapai tingkat konsentrasi tertinggi di permukaan planet setidaknya dalam kurun waktu 800.000 tahun terakhir. Hal itu berdasarkan laporan tahunan Keadaan Iklim yang diterbitkan oleh American Meteorological Society dan dipimpin oleh NOAA.

Para ilmuwan menemukan bahwa peningkatan tingkat karbon dioksida global dari tahun ke tahun selama setengah abad terakhir telah meningkat tiga kali lipat. Hal itu menghasilkan suhu dunia menjadi di atas rata-rata. Permukaan laut global pada tahun 2020 mencapai titik tertinggi, rata-rata kandungan panas laut tertinggi dan mengalami siklon tropis terbanyak dalam sejarah.

5. Berat produksi sampah plastik tahunan di seluruh dunia hampir setara dengan berat seluruh populasi manusia

Menurut Program Lingkungan PBB, setiap tahunnya, manusia menghasilkan hampir 400 juta ton sampah plastik yang dimana hampir setara dengan berat seluruh populasi manusia. Kelompok lingkungan melaporkan bahwa jumlah sampah plastik yang dihasilkan pada awal tahun 2000-an meningkat lebih banyak dalam satu dekade dibandingkan dengan 40 tahun sebelumnya. 1 juta botol plastik dibeli setiap menit di seluruh dunia dan setengah dari semua plastik yang diproduksi dirancang untuk tujuan sekali pakai. Pada tahun 2050, produksi global plastik primer diperkirakan mencapai 34 miliar ton.

6. Semua tujuh tahun terpanas untuk lautan adalah tujuh tahun terakhir

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), tujuh tingkat kandungan panas laut tertinggi semuanya terjadi antara tahun 2015 hingga 2021. Rekor panas tertinggi diidentifikasi terjadi pada tahun 2021 melintasi Samudra Atlantik Utara, Samudra Pasifik Utara dan Laut Mediterania.

Gas rumah kaca di udara yang memerangkap panas di dalam iklim bumi, mendorong pemanasan lautan karena lebih dari 90% panas terakumulasi di lautan, kata NOAA. Peningkatan kandungan panas laut berkontribusi pada kenaikan permukaan laut, pemutihan karang, pencairan gletser dan lapisan es serta gelombang panas laut. Panas yang tersimpan di lautan pada akhirnya akan dilepaskan dan akan berkontribusi pada peningkatan suhu permukaan bumi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya