Titik Darah Penghabisan, Ukraina Abaikan Ultimatum agar Menyerah

Petugas layanan kesehatan dan aparat berlarian menyelamatkan diri di Kharkiv
Sumber :
  • AP Photo/Felipe Dana

VIVA – Pejuang Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja di dalam Kota Mariupol mengabaikan ultimatum menyerah atau mati sebagai ancaman dari pasikan Rusia pada Minggu 17 April 2022. Mereka memilih untuk berjuang dan bertahan melawan pasukan Rusia yang menguasai pelabuhan strategis Mariupol.

Rusia Sebut Semua Pihak yang Terlibat Pembunuhan Jenderal Kirilov di Moskow Akan Dihukum

Melansir dari AP, Senin 18 April 2022, Moskow sebelumnya juga telah memberi batas waktu para pejuang HAM tengah hari untuk menyerahkan diri namun pihak Ukraina menolaknya.

“Kami akan berjuang sepenuhnya sampai akhir untuk menang dalam perang ini. Ukraina siap untuk mengakhiri perang melalui diplomasi jika memungkinkan, tetapi kami tidak memiliki niat untuk menyerah,” kata Perdana Menteri Denys Shmyhal.

Gila, Pasukan Rusia Bakar Muka Tentara Korut untuk Hilangkan Bukti

Jatuhnya Mariupol akan menjadi kemenangan terbesar Moskow dalam perang dan membebaskan pasukan Rusia di sana untuk mengambil bagian dalam perebutan kendali timur industri Ukraina.

Baca juga: Anggota Parlemen Rusia Anggap Invasi ke Ukraina Perang Suci

Manuver Jenderal Kadyrov, Siap Kirim Pasukan Chechnya Dukung Pemberontak Suriah

Selain itu, penguasaan kota di selatan juga memungkinkan Rusia untuk sepenuhnya mengamankan koridor darat ke Semenanjung Krimea yang direbut dari dari Ukraina pada 2014, dan merampas pelabuhan utama Ukraina serta aset industri lainnya yang berharga.

Seorang ibu dan anaknya di Donetsk menunggu bus mau mengungsi ke Ukraina barat

Photo :
  • AP Photo/Petros Giannakouris

Banyak warga sipil Mariupol termasuk anak-anak juga berlindung di pabrik Azovstal, kata Mikhail Vershinin yang merupakan kepala polisi patroli kota kepada televisi Mariupol pada hari Minggu. Dia juga mengatakan bahwa mereka bersembunyi dari penembakan Rusia, dan dari tentara Rusia yang menduduki wilayah tersebut.

Jika melihat kota Mariupol yang terkepung diduga hanya sedikit harapan untuk penyelamatan militer oleh pasukan Ukraina dalam waktu segera.

Sementara Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menjelaskan bahwa pasukan Ukraina yang tersisa dan warga sipil di Mariupol pada dasarnya dikepung. Dia melanjutkan mereka akan melanjutkan perjuangan tetapi kota itu mengalami kehancuran besar-besaran oleh pasukan Rusia.

Jika Mariupol jatuh, pasukan Rusia di sana diperkirakan akan bergabung dalam serangan habis-habisan dalam beberapa hari mendatang untuk menguasai Donbas. Wilayah Donbas sendiri adalah kawasan industri timur yang ingin direbut Rusia setelah gagal dalam upayanya merebut Ibu Kota Kiev.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya