Buaya dan Ular Mendadak Bermunculan di Jalan-jalan Rio de Janeiro
- bbc
"Inilah realita yang dialami oleh aligator dan spesies lain di Rio," lanjut dia. "Perkembangan kota memaksa hewan-hewan ini kehilangan lapangan besar dan menempatkan mereka di lapangan kecil. Jumlah aligator yang sebelumnya tinggal di area kota yang jauh lebih besar, sekarang terkonsentrasi ke wilayah jauh lebih kecil. Dampak pembangunan langsung mengenai hewan-hewan ini."
Hasilnya, ahli biologi itu berkata, hewan-hewan terpaksa pindah ke area yang lebih sibuk untuk melarikan diri dari predator, mencari makanan, atau sekadar menemukan tempat untuk istirahat.
Tapi nasib banyak hewan ini di masa depan, bisa jadi lebih suram, kata dia.
Kuburan sunyi untuk aligator
Sama seperti ahli ekologi lain di kota itu, Frietas berkata "banyak kontraktor dan pengembang tidak terlalu peduli pada kehidupan liar".
"Karena akan lebih murah bila pekerjaan berkaitan dengan lingkungan dikerjakan di bawah standar. Tahun ini saja, saya menerima beberapa laporan yang mengatakan tidak ada hewan terlihat di lokasi-lokasi yang terletak di lahan basah Rio. Tapi kenyataannya berbeda ketika saya ke sana."
Menurut Freitas, yang juga direktur Instituto Jacaré, sebuah kelompok nirlaba yang telah menyelamatkan ratusan aligator dan mengembangkan rencana berkelanjutan untuk Kota Rio, strategi yang dilakukan oleh para pengembang untuk mengusir hewan liar di Rio dikenal dengan "menakut-nakuti".
"Kebanyakan meyakini hewan-hewan ini akan kabur karena suara berisik saat proses pembangunan. Tapi, faktanya, reaksi pertama hewan seperti aligator adalah menyelam dan sembunyi saat proses ini dimulai," kata dia.
Populasi aligator di Rio diperkirakan ada 5.000 ekor. Sebagai predator, reptil ini adalah bagian penting dari rantai makanan yang menyumbangkan keseimbangan sehat pada area alam.
Namun populasi ini terus menurun.