KBRI di Tunisia Jajaki Kerja Sama Kajian Islam Indonesia dan Pancasila

KBRI di Tunis akan menjalin kerja sama kajian tentang Islam Indonesia dan Pancasila dengan Baitul Hikmah, sebuah lembaga kajian ternama di Tunisia.
Sumber :
  • ANTARA/HO-KBRI Tunis.

VIVA – Kedutaan Besar RI (KBRI) di Tunis, Tunisia, akan menjalin kerja sama kajian tentang Islam Indonesia dan Pancasila dengan Baitul Hikmah, sebuah lembaga kajian ternama di Tunisia.

6 Desa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Akan Direlokasi, Ini Alasannya

"Islam ala Indonesia dan Pancasila mulai menarik perhatian para pemikir di Tunisia," kata Dubes RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi melalui keterangan pers dari KBRI Tunis, Selasa 12 April 2022.

Para pemikir di Tunisia, kata dia, mengapresiasi praktik yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dari nilai-nilai Islam dan Pancasila sebagai falsafah yang menjadikan Indonesia kokoh di tengah kebhinnekaan dan infiltrasi ideologi transnasional.

Polri Lakukan Kegiatan Pemulihan Trauma ke Anak-anak Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Dia mengatakan inisiatif kerja sama tersebut muncul dari para pemikir di Tunisia yang mulai mengkaji perkembangan Islam ala Indonesia yang dinilai mampu melahirkan keberagamaan yang toleran dan moderat, serta berpartisipasi dalam melahirkan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila.

"Saya sendiri dari awal mempunyai visi dan misi untuk mengenalkan Islam Indonesia dan Pancasila di Tunisia dan kawasan Timur-Tengah. Tetapi, rupanya para pemikir Tunisia mempunyai keinginan dan minat yang sama. Ini dapat disebut 'gayung bersambut', karena kita bisa berperan lebih pada tataran global," ujar Zuhairi.

Presiden Vietnam Sampai Uber Prabowo Subianto Demi Bisa Foto Bersama Menterinya

Para pemikir Tunisia mulai tertarik dengan Indonesia setelah mengenal pemikiran para cendekiawan Muslim Indonesia, seperti Nurcholish Madjid, Buya Hamka, Abdurrahman Wahid dan lain-lain, kata dia.

"KBRI Tunis sudah menerjemahkan karya Buya Hamka dan Nurcholish Madjid ke dalam bahasa Arab. Selanjutnya kami akan menerjemahkan buku Bung Karno, Buya Syafii Maarif, Gus Dur, dan lain-lain, sehingga pemikiran keislaman ala Indonesia mulai dikenal luas," ujar Dubes RI yang juga dikenal sebagai cendekiawan Nahdlatul Ulama itu.

Dalam upaya mengenal lebih dalam pengamalan nilai-nilai Islam dan Pancasila di Indonesia, para pemikir tersebut memandang Pancasila sebagai kekuatan yang dimiliki Indonesia, kata dia.

Oleh karena itu, Zuhairi menilai perlu ada ada kajian yang mendalam tentang Pancasila, baik sebagai bahan kajian maupun upaya mengambil pelajaran dari Pancasila dalam rangka membangun negara yang berdaulat, adil, dan makmur. (Ant/Antara)

Debat ketiga Pilgub Jakarta, Minggu, 17 November 2024.

Ini Solusi yang Ditawarkan 3 Cawagub untuk Atasi Banjir di Jakarta

Ada yang mengusulkan membangun waduk, mengusung konsep beton berpori, hingga normalisasi sungai.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024