Perang Ukraina: Tinggal di Ruang Bawah Tanah Bersama Jenazah
- bbc
Ketika ada yang meninggal, jenazah mereka tidak bisa langsung dipindahkan. Tentara Rusia tidak mengizinkan itu setiap hari. Situasinya juga berbahaya karena pertempuran -tembakan dan ledakan-- terus menerus terjadi di luar.
Itu membuat mereka, termasuk anak-anak, hidup di ruang bawah tanah itu bersama jenazah selama berjam-jam bahkan berhari-hari, sampai akhirnya mereka bisa dibawa keluar.
"Itu sangat menakutkan. Saya mengenal orang-orang yang meninggal. Mereka memperlakukan kami dengan baik. Saya sangat sedih mereka meninggal begitu saja di sini tanpa alasan," kata Anastasiia.
"Dalam kondisi normal, mereka tidak akan meninggal seperti ini. Putin adalah penjahat perang," kata Mykola.
"Kaki saya mulai membengkak. Tapi saya terus berpikir bahwa saya harus bertahan demi putri dan kedua cucu saya."
Mereka sering kali tidak diizinkan keluar bahkan untuk menggunakan toilet, sehingga mereka membuat toilet menggunakan ember sebagai gantinya.
"Terkadang tentara membawa orang keluar untuk menjadikannya tameng," kata Mykola.
Mereka diizinkan memasak menggunakan api di luar sebanyak dua kali sehari. Desa itu memiliki persediaan makanan yang cukup dan sebuah sumur sebagai sumber air.
Salah satu tentara Rusia mengatakan kepada Mykola bahwa mereka diberitahu hanya akan berada di Ukraina selama empat hari, waktu yang cukup untuk mengambil alih Kyiv.
Mencari orang-orang yang dicintai di kuburan
Pada 3 April, Rusia akhirnya mundur dari Yahidne. Tentara Ukraina kini berada di desa itu, dan sebagian besar penduduk yang terjebak telah dievakuasi ke daerah terdekat.