Perang Ukraina: Tinggal di Ruang Bawah Tanah Bersama Jenazah

- bbc
Mykola mengatakan tidak bisa bergerak sama sekali karena khawatir menginjak orang. Ada sekitar 40-50 anak yang juga ditahan, termasuk bayi. Bayi termuda yang ada di ruang bawah tanah itu berusia dua bulan.
Pasukan Rusia dengan cepat mencapai desa-desa seperti Yahidne ketika mereka melancarkan serangan ke Chernihiv. Selama berminggu-minggu, kota berpenduduk sekitar 300.000 orang itu terisolasi ketika pasukan Rusia mengepung dan mengebomnya usai mendapat perlawanan.
Rusia menghancurkan jembatan menuju ibu kota Kyiv, sehingga penduduk setempat tidak memiliki akses untuk melarikan diri.
Saat ini pasukan Rusia telah mundur, menyusul kegagalan mereka merebut Kyiv. BBC menjadi salah satu media pertama yang mencapai daerah tersebut. Kengerian akan apa yang terjadi di bawah pendudukan dan pengeboman Rusia terungkap.
Dengan lokasinya yang begitu dekat dengan perbatasan, para penduduk khawatir bahwa Rusia akan segera kembali.
Anastasiia, yang berusia 15 tahun, juga berada di ruang bawah tanah Yahidne bersama ayah dan neneknya.
"Hampir tidak ada kamar. Kami bertahan sambil duduk, tidur sambil duduk. Bukannya kami tidur. Tidak mungkin. Begitu banyak peluru yang mendarat di sekitar sini. Situasinya tak tertahankan," kata dia.
Ruangan itu tidak memiliki ventilasi. Kedua jendelanya ditutup.
"Selama saya di sini, 12 orang meninggal," kata Mykola.
Hidup bersama jenazah
Kebanyakan dari mereka yang meninggal adalah lansia. Tidak jelas apa yang menyebabkan mereka meninggal, namun Mykola meyakini beberapa di antaranya mati lemas.