Kejahatan Rusia yang Diklaim Ukraina di Bucha Usik Pembicaraan Damai
- AP Photo/Rodrigo
VIVA – Utusan Moskow di Washington telah mengulangi klaim negaranya bahwa Ukraina memalsukan pembantaian yang diduga dilakukan oleh pasukan Rusia di Bucha. Dia mengatakan bahwa tuduhan itu dapat mengancam untuk pembicaraan damai yang sedang berlangsung antar kedua negara tersebut.
“Setiap hari pihak Ukraina meningkatkan kampanye disinformasi anti-Rusia mereka, menyebarkan tuduhan tak berdasar baru tentang dugaan kekejaman dan kejahatan perang Angkatan Bersenjata Federasi Rusia,” kata Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov.
Menilai dari retorika seperti itu, pemimpin Ukraina tidak terlalu dipandu oleh kekhawatiran warga sipil, melainkan oleh keinginan mengkonsolidasikan citranya sebagai korban dan mencoreng negara kita,” sambungnya.
Melansir dari Newsweek, Kamis 7 April 2022, sekutu AS dan Eropa juga bereaksi keras terhadap laporan, gambar termasuk rekaman yang menunjukan warga sipil Ukraina yang terbunuh dan bergelimpangan di jalan-jalan kota Bucha.
Dengan bukti adanya gambar dari kekejaman Rusia, Presiden AS Joe Biden telah melipat gandakan sanksinya kepada Rusia. Dia juga mencap Rusia sebagai penjahat perang dan menyerukan Rusia untuk menghadapi keadilan internasional.
“Reaksi beberapa negara terhadap peristiwa tragis di Bucha sangat mengejutkan karena mereka tidak repot-repot mencari tahu apa yang telah terjadi dan hanya menyalahkan militer Rusia untuk semuanya. Mereka sama sekali mengabaikan inkonsistensi yang menunjukan bahwa tindakan itu dibuat-buat,” tutur Antonov.
Dia menjelaskan bahwa kebohongan lainnya yang dilakukan oleh wali kota Bucha yakni pada 31 Maret 2022, wali kota Bucha menyatakan penarikan penuh pasukan Rusia dan tidak mengatakan apapun perihal korban warga sipil Ukraina di kota Bucha.
“Tuduhan pertama muncul di media Barat pada 3 April 2022.”
“Sulit dipercaya bahwa mayat-mayat tergeletak di jalan selama empat hari dan tidak ada yang memperhatikan,” kata Antonov.
Antonov menekankan bahwa jika narasi kebohongan Ukraina sampai berlarut-larut di samping bentrokan di lapangan, maka negosiasi perdamaian akan dipertanyakan.
“Dengan latar belakang ini, kesungguhan pernyataan Kiev tentang keinginan untuk mencari cara solusi diplomatik untuk krisis menimbulkan keraguan besar,” tegas Antonov.