Australia Klaim Pengembangan Rudal Hipersonik untuk Upaya Perdamaian

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.
Sumber :
  • Twitter/ScottMorrisonMP

VIVA – Keterlibatan Australia dalam pengembangan rudal hipersonik dengan mitranya Amerika Serikat dan Inggris, adalah bagian dari upaya pertahanan untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, kata Perdana Menteri Scott Morrison, Rabu 6 April 2022.

Presiden Prabowo dan PM Australia Lakukan Pertemuan, Ini yang Dibahas

Inggris, Amerika Serikat, dan Australia pada Selasa (5/4) sepakat bekerja sama dalam pembuatan senjata hipersonik dan pengembangan kemampuan peperangan elektronik di bawah aliansi AUKUS, yang dibentuk ketiga negara itu pada September 2021.

Morrison mengatakan kepada wartawan di Sydney bahwa rudal hipersonik, seperti halnya kemampuan siber, adalah sebuah kunci teknologi tempur modern.

Momen Keakraban Presiden Prabowo dan PM Australia 'Sarapan Bareng' di Peru

VIVA Militer: Rudal hipersonik

Photo :

Ia menyatakan Australia ingin meningkatkan kemampuannya secara signifikan pada aspek tersebut.

Kunjungan ke AS, Prabowo Kenalkan Menlu Sugiono dan Seskab Mayor Teddy ke Joe Biden

Saat ditanya apakah ada perkiraan bahwa China akan menyerang Taiwan dalam dekade berikutnya dan apakah Australia akan terlibat dalam perang apa pun, Morrison menjawab bahwa dia sedang membangun kemampuan pertahanan Australia untuk menghindari skenario semacam itu.

"Kami melakukan hal-hal ini untuk menjaga keamanan warga Australia; kami melakukan hal-hal ini untuk menjaga keseimbangan dan kepastian strategis ke kawasan," katanya.

Morrison menambahkan bahwa upaya untuk menjaga keseimbangan di kawasan itu dilakukan termasuk dengan bekerja sama dalam aliansi AUKUS serta kelompok Dialog Keamanan Segiempat (Quad).

Quad terdiri atas Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan India.

"Alasan kami berinvestasi dalam semua hal ini adalah untuk menciptakan lingkungan yang damai dan lingkungan yang stabil di kawasan, bukan lingkungan yang didorong oleh konflik," ujarnya.

Pada 2021, ketika pakta aliansi pertahanan AUKUS diumumkan, Australia membatalkan kontrak pembuatan kapal selam konvensional dengan Prancis demi program kapal selam nuklir yang didukung oleh Amerika Serikat dan Inggris.

Pembatalan itu mengganggu hubungan diplomatik Australia dan Prancis.

Selain rencana untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir, Australia telah menyampaikan rencana untuk meningkatkan jumlah pasukan pertahanannya, mengajukan pesanan pembelian rudal, dan memesan sejumlah tank baru sebagai bagian dari peningkatan pengeluaran untuk pertahanan. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya