Aliansi AS, Inggris, Australia Bakal Kembangkan Rudal Hipersonik
- Gizmodo
VIVA – Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia pada Selasa 5 April 2022, mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama, melalui aliansi keamanan yang baru-baru ini dibentuk yang dikenal sebagai AUKUS, untuk mengembangkan rudal hipersonik. Langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran AS dan sekutunya atas meningkatnya meningkatnya keberadaan militer China di Pasifik.
Presiden AS, Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan rencana tersebut setelah mengadakan memeriksa kemajuan AUKUS, aliansi Indo-Pasifik yang diluncurkan oleh ketiga negara pada bulan September.
Para pemimpin mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa, mereka memiliki komitmen untuk memulai kerja sama trilateral baru pada hipersonik dan kontra-hipersonik. “Kami berkomitmen hari ini untuk memulai kerja sama trilateral baru pada hipersonik dan kontra-hipersonik, dan kemampuan peperangan elektronik, serta untuk memperluas berbagi informasi dan untuk memperdalam kerja sama dalam invasi pertahanan.”
AS, Rusia, dan China, semuanya berupaya untuk mengembangkan lebih lanjut rudal hipersonik, dan sistem yang sangat cepat, sehingga tidak dapat dicegah oleh sistem pertahanan rudal saat ini.
Pada bulan Oktober tahun lalu, Jenderal Mark Milley sebagai Ketua Kepala Staf Gabungan mengonfirmasi bahwa China telah melakukan uji coba sistem senjata hipersonik, sebagai bagian dari upaya agresifnya untuk memajukan teknologi luar angkasa dan militer.
“Peristiwa yang sangat signifikan dari uji sistem senjata hipersonik, dan ini sangat memprihatinkan,” kata Milley saat menggambarkan uji coba China dalam wawancara dengan Bloomberg Television.
Melansir dari Associated Press, Rabu 6 April 2022, Rusia telah menggunakan rudal hipersoniknya beberapa kali di Ukraina. Hal ini dikatakan oleh komandan tertinggi AS di Eropa yang tidak diketahui namanya itu.
Musim gugur yang lalu, ketika para pejabat AS menjadi semakin khawatir mengenai pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak produsen senjata Rusia untuk mengembangkan rudal hipersoniknya yang lebih canggih. Hal ini dilakukan Putin untuk mempertahankan keunggulan negara dalam teknologi militer.
Permintaan anggaran pada 2023 Pentagon sudah mencakup US$4,7 miliar untuk penelitian dan pengembangan senjata hipersonik. Ini termasuk perencanaan yang akan memiliki baterai rudal hipersonik yang diterjunkan pada tahun depan.
Selain itu, ada juga rudal berbasis laut yang akan diluncurkan pada 2025, dan rudal jelajah berbasis udara yang diluncurkan pada tahun 2027.
Biden, Johnson, dan Morrison menyebut pembentukan AUKUS sebagai peluang untuk membangun pertahanan yang lebih besar. Sebagai tindakan besar pertama mereka, aliansi tersebut akan membantu melengkapi Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir.
Morrison mengatakan pengembangan rudal hipersonik sesuai dengan rencana strategis Australia yang dirilis dua tahun lalu untuk meningkatkan kemampuan jarak jauh militernya.
“Tujuan terpenting adalah memastikan kami mendapatkan kemampuan itu sesegera mungkin, dan dalam bentuk terbaik yang dapat bekerja dengan mitra kami,” kata Morrison kepada wartawan.