Tentara Australia Diduga Meninju Menendang Mayat di Timor Timur
- abc
Korps Polisi Militer Australia (RACMP) memulai penyelidikan atas 19 tuduhan pelanggaran perang di Timor Timur, termasuk apa yang terjadi setelah penyergapan di Suai.
Kesaksian itu termasuk di antara 330 yang dikumpulkan dari saksi-saksi di empat negara.
Penyidik juga mewawancarai tentara yang memeriksa kondisi mayat-mayat itu setelah diterbangkan ke Dili.
Salah satunya tentara yang memeriksa mayat adalah Michael Clarey, perwira intelijen yang tergabung dalam SAS Australia.
"Menyebut bahwa mereka telah mati secara kejam adalah pernyataan yang meremehkan," katanya kepada Four Corners.
"Jadi, satu orang kehilangan sebagian besar bagian atas kepalanya. Kami semua berkomentar secara bersamaan bahwa itu dilakukan dari jarak sangat dekat," ujar Clarey.
"Kami tahu itu, bukan karena kami ahlinya, tapi kami tahu itu karena lubang lukanya dalam kondisi terbakar. Ketika Anda menembakkan senjata, ada ledakan moncong. Benda keluar dari ujung laras dan terbakar," jelasnya.
"Jika ditembak dari jarak terlalu dekat, itu akan membakar kulit. Dalam kasus orang ini, dia mengalami salah satu luka seperti itu," tambahnya.