Seorang Remaja Gugat Subway Terkait Kontrak Kerja 'Menghisap Darah'
- abc
Namun Sharmilla mengatakan laporan Komite Senat tidak cukup menjangkau pekerja dari kalangan pemegang visa sementara di Australia, yang menghadapi aturan ketat seputar kondisi kerja mereka.
"Pekerja dengan visa sementara bahkan tidak ingin mempersoalkan pembayaran yang lebih rendah dari majikan karena ada risiko terhadap visa mereka," jelasnya.
"Visa menjadi lebih penting bagi mereka daripada mempersoalkan pembayaran gaji," kata Sharmilla.
Dia mengatakan penegakan hukum terhadap majikan yang curang masih lemah.
Meski pencurian gaji lebih sering terjadi dalam industri 'hospitality', seperti perhotelan dan restoran, ritel, hortikultura, dan kebersihan. Namun perusahaan besar juga terperangkap dalam skandal ini termasuk Qantas, Coles, Woolworths, CBA, Westpac, NAB, 7- 11, Grup Ritel Super dan ABC.
Rekomendasi Komite Senat meminta Pemerintah Federal Australia melarang pencurian gaji. Beberapa negara bagian sudah memiliki undang-undang yang mempidanakan perbuatan ini.
Profesor Hukum dari University of Melbourne, Dr Tess Hardy, menilai sebagian besar hukuman merupakan langkah simbolis, terutama jika pemberi kerja adalah perusahaan.
"Hukuman pidana terkait dengan tuntutan gaji sangat jarang dan mahal, membutuhkan banyak sumber daya. Juga tidak selalu membantu pekerja yang dibayar rendah untuk memulihkan gajinya," jelasnya.
Dr Hardy kecewa karena Komite Senat tidak merekomendasikan mengenai sanksi administratif untuk memperkuat kewenangan Fair Work Ombudsman atau serikat buruh.