Para Anggota Pasukan Elit Rusia Tewas Dalam Perang Ukraina
- bbc
Di laman pesan untuk Sersan Sergei Duganov, seorang perempuan menulis: "Tidak ada yang tahu apa-apa. Resimen ke-331 menghilang. Hampir setiap hari, foto-foto anak laki-laki Kostroma kami diterbitkan. Ini membuat saya merinding. Apa yang terjadi? Kapan ini akan berakhir? Kapan kematian akan berakhir?"
Unggahannya diikuti oleh yang lain, yang mengatakan: "Kostroma telah kehilangan begitu banyak pemuda, sungguh sebuah tragedi". Yang lainnya memohon: "Ya Tuhan, berapa banyak lagi kabar kematian yang akan kami terima? Kasihanilah anak laki-laki kami, bantu mereka bertahan hidup, kembalikan mereka ke rumah istri dan ibu mereka. Saya mohon!"
Berbicara soal perang di Rusia membawa risiko besar, di sisi lain ada tanda-tanda hilangnya kepercayaan terhadap argumen Kremlin terkait perang.
Di laman pesan untuk seorang sersan, seorang perempuan bertanya: "Mengapa anak-anak dari anggota parlemen tidak berada di garis depan? Mayoritas dari mereka tinggal di Eropa. Anak laki-laki dari warga sipil tewas tanpa alasan yang jelas."
Yang lain melontarkan sumpah serapah untuk Presiden Vladimir Putin, dan selanjutnya mengatakan bahwa dengan memutuskan untuk "berperang", dia telah "mengirim ribuan orang pada kematian".
Namun, sebagian besar, mereka yang bereaksi di media sosial tetap setia pada narasi resmi.
Di beberapa laman di V`Kontakte, warga Ukraina mengunggah komentar yang mengejek orang-orang yang tewas. "Lebih dari 15.000 orang meninggal dan mereka akan terus mati selama mereka terus berada di tanah kami. Tidak ada yang mengundang kalian, para ksatria yang menakutkan," tulis seseorang.
"Alexander, pergilah, dasar Nazi," seorang warga Rusia menanggapi unggahan dari ejekan lainnya. "Tentara kami adalah pahlawan sejati. Rusia tidak pernah membunuh warga sipil atau anak-anak, sesuatu yang tidak bisa Anda katakan tentang orang-orang Ukraina."