Kisah Roman Abramovich, Anak Yatim Piatu Jadi Konglomerat Rusia
- bbc
Dia kemudian menjualnya kembali kepada pemerintah seharga $13 miliar pada 2005.
Tim pengacaranya mengatakan tidak ada dasar untuk menuduh Abramovich menumpuk kekayaan berlimpah melalui tindak kriminal.
Namun, pada 2012, dia mengaku di pengadilan Inggris bahwa dia melakukan pembayaran yang berindikasi korupsi untuk memuluskan kesepakatan akuisisi Sibneft.
Dia terlibat dalam "perang aluminium" pada 1990-an, di mana kaum oligark - mereka yang meraih kekayaan berlimpah dan kekuatan politik setelah runtuhnya Soviet - bertarung untuk menguasai industri yang luas ini.
"Setiap tiga hari, seseorang dibunuh," ungkap Abramovich pada 2011, seraya menambahkan bahwa ancaman terhadap keselamatannya membuatnya enggan terlibat.
Tapi Abramovich nantinya membuktikan ketangguhannya sendiri, menghasilkan ratusan juta poundsterling di tengah kekacauan.
Memasuki arena politik
Dia menjadi sekutu Presiden Boris Yeltsin dan pemain di kancah politik Moskow pasca-Soviet, bahkan memiliki apartemen di Kremlin untuk sementara waktu.
Ketika Yeltsin mengundurkan diri pada 1999, Abramovich dilaporkan di antara mereka yang mendukung perdana menteri dan mantan mata-mata KGB, Vladimir Putin, sebagai penggantinya.
Saat Putin memantapkan posisinya, dia berusaha menegaskan dominasinya atas kelompok oligarki. Beberapa diantaranya dijebloskan ke penjara, dan lainnya diasingkan jika mereka gagal menunjukkan kesetiaan.