Kisah Roman Abramovich, Anak Yatim Piatu Jadi Konglomerat Rusia
- bbc
Ibunya, Irina, meninggal karena keracunan darah ketika dia berusia satu tahun.
Adapun ayahnya meninggal dua tahun kemudian akibat kecelakaan derek konstruksi.
Setelah itu Abramovich dibesarkan oleh keluarga dekatnya, menghabiskan waktu di Komi, di wilayah barat laut Rusia, dengan hidup serba hemat dan suhu musim dingin di titik terendah.
"Sejujurnya saya tidak bisa menyebut masa kecil saya buruk," akunya kepada Guardian dalam sebuah wawancara yang jarang terjadi.
"Di masa kecil Anda, Anda tidak dapat membandingkan banyak hal: makan sepotong wortel, makan satu permen, keduanya enak. Sebagai seorang anak, Anda tidak bisa membedakannya."
Dia meninggalkan bangku sekolah pada usia 16 tahun, bekerja sebagai mekanik dan berdinas sebagai tentara Rusia sebelum jualan mainan plastik di Moskow.
Dia beralih ke bisnis parfum dan deodoran, lalu membangun pundi-pundi kekayaannya karena pintu keterbukaan dibuka lebar-lebar oleh pemimpin Uni Soviet saat itu, Mikhail Gorbachev, yang memungkinkan lebih banyak ruang bagi pengusaha.
Nasib baik setelah Uni Soviet runtuh
Keruntuhan Uni Soviet, dan karenanya ada kebijakan negara atas berbagai aset mineral, memberikan lebih banyak peluang, dan pada pertengahan usia 20-an, Abramovich mendapat keberuntungan lebih lanjut.
Dia mengambil alih perusahaan minyak Sibneft dari pemerintah Rusia dalam lelang yang penuh kecurangan pada 1995 dengan harga sekitar $250 juta.