Kim Jong-un Minta Propaganda Ideologi Korut Digencarkan, Apa Tujuannya
- ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS/rwa.
VIVA – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meminta agar propaganda soal ideologi kemandirian negara itu ditingkatkan di tengah "kesulitan terburuk", kata media pemerintah, KCNA, Selasa.Â
Â
Kim mengirim surat kepada para pejabat Partai Buruh berkuasa yang menghadiri lokakarya pada Senin (28/3). Lokakarya itu bertujuan untuk meningkatkan motivasi sosialisme dan memajukan inovasi dalam tugas ideologis partai, kata KCNA.
Dalam surat itu, Kim mengatakan partai tersebut telah "maju dalam menghadapi kesulitan terburuk". Ia juga menekankan perlunya menyebarkan visi Partai Buruh menyangkut "juche" atau kemandirian.
Roman Abramovich Alami Gejala Keracunan, Terkait Ukraina-Rusia?
"Kita harus menganggap kekuatan ideologis dan moral masyarakat populer kita sebagai senjata utama seperti biasanya dan menggerakkannya dalam segala hal," kata Kim, menurut KCNA.
"Teori juche (kemandirian) itu berarti bahwa tidak ada yang tidak mungkin dilakukan ketika orang-orang termotivasi secara ideologis," ujarnya.
Menurut berita KCNA, Kim mengatakan kampanye ideologis harus fokus pada upaya untuk menghilangkan "roh jahat antisosialisme" dan elemen nonsosialis yang telah "menggerogoti posisi revolusioner kita".
Pyongyang telah menindak masuknya produk musik dan hiburan Korea Selatan melalui perbatasan China. Langkah itu dilakukan pemerintah Korea Utara untuk mengekang apa yang disebutnya sebagai pengaruh nonsosialis dan antisosialis.
Kim juga menyerukan untuk meningkatkan konten visual dan menekankan film sebagai "sarana pendidikan ideologis dengan pengaruh terbesar".
Korea Utara menghadapi kesengsaraan ekonomi yang meningkat di tengah sanksi atas program senjata nuklirnya, bencana alam, dan langkah penguncian COVID-19.
Semua persoalan itu secara tajam memotong perdagangan dengan sekutu utamanya China dan jalur kehidupan ekonomi Korea Utara.
Amerika Serikat mendorong untuk memperketat sanksi internasional atas uji coba penuh pertama rudal balistik antarbenua yang dilakukan Pyongyang pekan lalu, meskipun ada tentangan dari China dan Rusia.
Korea Utara belum pernah mengonfirmasi kasus COVID-19, tetapi negara itu menutup perbatasannya serta memberlakukan larangan perjalanan yang ketat dan sejumlah langkah pembatasan lainnya.