Perang di Ukraina Ternyata Berdampak Sampai Luar Angkasa, Mengapa
- bbc
Berbagi tumpangan dengan Rusia
Kemitraan itu sangat bermanfaat bagi Nasa menyusul berakhirnya program pesawat ulang-alik: dari 2011 hingga 2020, roket-roket Rusia menjadi satu-satunya jalan bagi Amerika dan banyak astronaut negara lain untuk bisa pergi ke luar angkasa.
Saat Space X, perusahaan yang dimiliki oleh konglomerat AS Elon Musk, mulai mengantar para astronaut ke ISS pada 2020, hal ini pun tak mengubah keadaan.
Banyak kegiatan antariksa Amerika masih bergantung pada roket buatan Rusia - mesikpun Nasa saat ini sedang mengembangkan roket baru, Vulcan, yang akan menggunakan mesin buatan perusahaan AS, Blue Origin.
Ketegangan antara Rusia dan Barat sudah terjadi bahkan sebelum invasi Ukraina. Bleddyn Bowe seorang ahli dalam kebijakan luar angkasa di Universitas Leicester, Inggris, menjelaskan bahwa hubungan itu mulai memburuk sejak pendudukan Krimea oleh Rusia pada 2014.
"Saat itu ada perubahan arah, karena sejak itu Rusia mulai melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh negara-negara Eropa," kata Bowe.
Dia juga tidak terkejut dengan pembalasan Moskow. Justru Bowe mengatakan bahwa Rusia akan memiliki kerugian dalam jangka panjang dalam urusan politik luar angkasa.
"Rusia telah menjadi kekuatan luar angkasa, yang merosot seiring waktu, karena gagal untuk memodernisasi bagian-bagian penting dari industri luar angkasa," tulis Bowe.
"Mereka bergantung pada impor teknologi komputer bukan hanya Barat, tapi dari Korea Selatan, Jepang dan juga Taiwan."