Indonesia Jadi Medan Tarik Menarik antara Rusia-AS Terkait Ukraina

Presiden Joko Widodo berfoto bersama dengan para pemimpin negara G20.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan Indonesia menjadi medan tarik-menarik dalam konflik Rusia dengan Amerika Serikat (AS) terkait situasi di Ukraina.

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

“Indonesia pun menjadi medan tarik menarik bagi konflik Rusia dengan AS dan sekutunya mengingat Indonesia akan menyelenggarakan KTT G20 bulan November mendatang,” ujar Hikmahanto Juwana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis 24 Maret 2022.

AS dan sekutunya minta kepada Indonesia sebagai Presiden G20 untuk mempertimbangkan keanggotaan Rusia, kata dia.

Surat Perintah ICC untuk Tangkap Netanyahu Harus Dilaksanakan, Menurut Uni Eropa

“Australia mengancam tidak akan hadir dalam KTT bila Rusia hadir. Sementara Dubes Rusia mengkonfirmasi kehadiran Presiden Putin di Indonesia,” katanya.

Pakar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana

Photo :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Rudal Storm Shadow Hantam Kursk, Jenderal Rusia Mati di Ruang Bawah Tanah

Indonesia, melalui Kemlu, harus segera bertindak agar KTT G20 sukses dan memastikan semua kepala pemerintahan dan kepala negara hadir, menurut Hikmahanto. 

“Ada tiga langkah yang harus dilakukan. Pertama, Kemlu harus turun menjadi juru damai atas konflik yang terjadi di Ukraina dan saat ini meluas antara AS dengan sekutunya dan Rusia,” ujarnya. 

Ia mengatakan Kemlu bisa meminta perwakilan Indonesia di AS dan negara-negara sekutunya untuk mengidentifikasi apa yang diminta terhadap Rusia.

Sementara itu, perwakilan Indonesia di Rusia menjalankan langkah yang sama, kata Hikmahanto.

“Selanjutnya, Menlu, berdasarkan masukan dari perwakilan Indonesia, merumuskan solusi yang tepat untuk ditawarkan baik ke AS dan sekutunya dan ke Rusia,” kata dia.

VIVA Militer: Warga sipil Mariupol Ukraina di depan reruntuhan bangunan

Photo :
  • timesfreepress.com

Langkah kedua, Hikmahanto menyebutkan, adalah menteri luar negeri RI atau utusan khusus harus melakukan shuttle diplomacy atau diplomasi ulang alik untuk membicarakan solusi yang ditawarkan oleh Indonesia.

“Langkah terakhir, bila diperlukan Menlu dapat meminta Presiden untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Putin dan Presiden Joe Biden agar konflik segera diakhiri demi kemanusiaan dan keselamatan serta perekonomian dunia,” kata Hikmahanto.

Ia mencatat bahwa serangan Rusia ke Ukraina tidak kunjung usai dan gencatan senjata masih belum berhasil. Pascapengenaan sanksi ekonomi oleh AS dan sekutu-sekutunya, konflik semakin meluas tidak hanya antara Rusia dan Ukraina tetapi antara Rusia dengan AS dan sekutunya, kata dia. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya