Balas Sanksi Barat, Putin Haruskan Pembayaran Gas Dalam Rubel

Mata uang rubel
Sumber :
  • BBC News

VIVA –  Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan pada Rabu 23 Maret 2022, bahwa Rusia hanya akan menerima pembayaran rubel atau mata uang resmi federasi Rusia untuk pengiriman gas ke negara yang "tidak bersahabat" dengan mereka. Deretan negara yang dimaksud Putin adalah semua anggota Uni Eropa, usai Moskow dikenai sepaket sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Setelah pengumuman Putin tersebut, rubel yang sebelumnya anjlok sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, tiba-tiba menguat terhadap dolar dan euro. Sementara itu, harga gas masih dalam posisi naik.

“Saya telah memutuskan untuk menerapkan serangkaian tindakan untuk mentransfer pembayaran pasokan gas kami ke negara-negara yang tidak bersahabat ke dalam rubel Rusia,” kata Putin dalam pertemuan pemerintah yang disiarkan di televisi, dikutip dari VOA, Kamis 24 Maret 2022.

VIVA Militer: Presiden Rusia, Vladimir Putin

Photo :
  • eleconomista.es

Dia menambahkan, bagaimanapun Rusia akan terus memasok volume gas yang telah digariskan dalam perjanjian kontraknya.

Putin juga memerintahkan bank sentral Rusia untuk menerapkan sistem pembayaran baru ini dalam waktu seminggu. Dia menekankan bahwa sistem pembayaran tersebut harus transparan dan akan melibatkan pembelian rubel di pasar domestik Rusia.

Selain itu, dia mengisyaratkan bahwa ekspor Rusia lainnya berkemungkinan akan terpengaruh. Kemudian di hari yang sama, badan antariksa Rusia Roscosmos mengumumkan juga akan bersikeras bahwa mitra internasionalnya akan membayarnya dalam bentuk rubel.

“Kami juga akan menyimpulkan semua perjanjian eksternal kami dalam rubel,” kata Kepala Roscosmos, Dmitry Regozin seperti dikutip oleh kantor berita resmi Tass.

“Jelas bahwa pengiriman barang-barang kami ke Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) dan menerima dolar, euro, mata uang lainnya tidak lagi masuk akal bagi kami,” kata Putin dalam pernyataannya.

Mengenai hal ini, Ukraina dengan cepat mengecam tindakan perang ekonomi Rusia terhadap Uni Eropa dan upayanya untuk memperkuat rubel.

“Tetapi Barat dapat memukul Rusia dengan embargo minyak yang akan menyebabkan ekonomi Rusia jatuh,” kata Penasihat Presiden Ukraina, Andriy Yermak, melalui Telegram miliknya.

“Sekarang ini merupakan pertempuran ekonomi utama, dan Barat harus secara kolektif memenangkannya,” sambungnya.

Kilang Gas Gazprom, perusahaan gas raksasa asal Rusia

Photo :
  • Gazprom.com

Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, mengecam hal tersebut dan mengatakan bahwa Putin telah melanggar kontrak dan Berlin akan segera berdiskusi dengan mitra Eropa mengenai hal tersebut.

Perusahaan energi OMV Austria mengatakan bahwa mereka akan tetap membayar dalam bentuk euro meskipun ada pengumuman tersebut dari Putin.

Pria Rusia yang Bakar Al-Quran Dihukum Tambahan 14 Tahun Penjara atas Tuduhan Pengkhianatan

“Kami tidak memiliki dasar lain dalam kontrak tersebut. Saya tidak akan dapat melakukan sebaliknya,” kata CEO OMV Alfred Stern kepada televisi Austria.

Di lain sisi, Brussel telah menetapkan target untuk memangkas dua pertiga impor gas Rusia pada akhir tahun ini dan sedang mengincar embargo minyak.

Intelijen Jerman: Rusia Sedang Persiapkan Perang dengan NATO

“Rusia sekarang mencoba menekan Barat dengan sanksi balasan, dan mengurangi ketergantungannya pada mata uang asing,” kata analisis senior Swissquote Ipek Ozkardeskaya kepada AFP.

AS Berniat Kirim Senjata Nuklir ke Ukraina, Rusia: Tindakan Gila
Donald Trump dan Vladimir Putin

Bersahabat Dekat dengan Trump, Putin Optimis Hubungan Rusia-AS Bakal Mencair

Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Kamis, 28 November 2024, menyebut Presiden terpilih AS, Donald Trump sebagai ‘orang yang cerdas’ yang mampu memecahkan masalah.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024