5 Negara yang Bangkrut karena Utang, Ada yang Capai Ribuan Triliun

Sunset Yunani.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Ada beberapa negara yang bangkrut karena memiliki utang yang sangat besar. Beberapa negara tersebut mempunyai sejarah kelam gagal membayar utang atau default yang masih dikenang sampai sekarang sebagai sebuah mimpi buruk. Bermula dari pernyataan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mewanti-wanti terkait dengan kemampuan pemerintah dalam membayar utang negara. BPK memandang bahwa utang pemerintah dan biaya bunganya sudah melebihi pertumbuhan PDB. 

Bagaimana tidak, utang di beberapa negara, termasuk Indonesia terus membengkak untuk menangani pandemi Covid-19. Bahkan, sebelum itu, beberapa negara tercatat pernah dinyatakan bangkrut lantaran tidak dapat membayar utangnya yang sudah semakin menggunung. Utang melonjak, kelaparan di mana-mana, sampai jumlah orang miskin meningkat di negara tersebut. Nah, menyadur dari Usa Today berikut adalah ulasan tentang negara yang pernah dinyatakan bangkrut karena memiliki utang sangat besar:

1. Yunani

Yunani

Photo :
  • BusinessInsider

Pada tahun 2012 lalu, Yunani pernah tidak dapat membayar utang sekitar US$138 miliar atau setara dengan Rp1.987 triliun dengan kurs Rp14.400 per dolar AS. Lalu, Yunani dikatakan menyandang status bangkrut pada 2015 lantaran utang terus meningkat sampai US$360 miliar atau setara dengan Rp5.184 triliun. Kenaikan utang ini membuat jumlah orang miskin di Yunani semakin tinggi.

Jumlah tunawisma naik sampai 40 persen pada 2015. Sementara itu, untuk pengangguran naik dari 10,6 persen tahun 2004 menjadi 26,5 persen pada tahun 2014. Kini, Yunani mulai kembali ke pasar obligasi internasional sejak tahun 2017. Negara tersebut sempat menghilang karena krisis utang. 

Tahun 2020 lalu, Yunani menerbitkan obligasi bertenor tujuh tahun, 10 tahun, dan 15 tahun. Negara ini mendapatkan dana segar sekitar 12 miliar euro. Dengan penerbitan obligasi pada tahun 2020, rasio utang Yunani diprediksi mencapai 188,6 persen dengan nilai utang 337 miliar euro, naik dari posisi tahun 2019 sebesar 331 miliar euro. 

2. Argentina

Lujan Zoo, di Kota Buenos Aires, Argentina

Photo :
  • http://www.unikgaul.com

Mungkin orang awam tidak akan menyangka bahwa negara sebesar Argentina pernah mengalami kebangkrutan. Korupsi besar-besaran yang pernah terjadi di negara ini menjadi salah satu penyebab bangkrutnya Argentina. Tahun 2001, Argentina dinyatakan bangkrut karena gagal membayar utang negara sebesar US$100 miliar atau Rp1.440 triliun. 

Pemutihan Utang UMKM, Petani hingga Nelayan Dinilai Bisa Pulihkan Ekonomi Domestik

Kemudian tingkat pengangguran juga melonjak sampai 25 persen. Diperkirakan nyaris 40 ribu orang menjadi tunawisma baru dan bertahan hidup dengan cara mengais-ngais sampah. Argentina mengajukan utang ke IMF untuk mengatasi krisis ekonomi yang pernah terjadi saat itu. Krisis terjadi karena kenaikan inflasi yang signifikan sehingga mata uangnya anjlok 40%.

3. Zimbabwe

Kredit Macet Petani hingga Nelayan di Bank Himbara Dihapus, Erick Thohir: Demi Swasembada Pangan

Taman Nasional Mana Pools Zimbabwe

Photo :

Zimbabwe juga tahun 2008 silam pernah terlilit utang sampai US$4,5 miliar atau setara Rp64,8 triliun. Tingkat pengangguran Zimbabwe juga melonjak sampai 80 persen. Masyarakat di negara ini berhenti memakai bank. Bahkan, mereka juga berhenti untuk membayar pajak dan tidak memakai mata uang nasional sebagai alat transaksi jual beli. 

Apkasindo Klaim Penghapusan Utang Bisa Dongkrak Produktivitas Petani

Zimbabwe juga pernah mengalami hiperinflasi. Masyarakat tidak lagi dapat menjangkau harga bahan-bahan pokok. Dengan begitu, uang seperti itu tidak berarti untuk masyarakat Zimbabwe selama harga barang terus melonjak. Mereka lebih aman untuk memilih sistem barter. 

4. Venezuela

Air terjun Angel, Venezuela.

Photo :
  • U-Report

Venezuela merupakan salah satu negara pengekspor minyak terbesar di dunia. Sebagai negara yang dianugerahi tambang besar, Venezuela juga menggantungkan pendapatannya sekitar 95 persen dari penjualan minyak. Apalagi ketika itu, harga minyak sedang tinggi. Sehingga pemerintah tidak terlalu memperhatikan sektor lainnya. 

Akan tetapi keadaan terbalik, saat harga minyak dunia turun drastis dan salah pengelolaan dari hasil penjualan minyak itu yang membebani anggaran pemerintah yang mengakibatkan defisit anggaran negara cukup tinggi. Venezuela pernah terlilit utang sebesar US$65 miliar atau setara dengan Rp931 triliun. 

5. Ekuador

Pemain klub Serie A Ekuador, Barcelona; Alex Bolanos

Photo :
  • Multicanalcatamayo

Tahun 2008 lalu, Ekuador menyatakan tidak mau membayar utang negara. Hal ini bukan karena tidak bisa membayar, tapi lantaran pemerintah ketika itu tidak ingin membayar utang dengan sengaja. Ketika itu, pemerintah menilai utang dari hedge fund asal Amerika Serikat. Ekuador sebetulnya bisa membayar utang yang bisa mencapai US$10 miliar atau Rp144 triliun. 

Negara ini mempunyai sumber daya alam yang cukup banyak. Hanya saja pemerintah Ekuador mengatakan utang negara di masa lalu karena korupsi di pemerintahan sebelumnya. Sementara Ekuador memperoleh pinjaman sebesar US$643 juta atau Rp9,25 triliun dari IMF pada 2020. Dana itu dipakai untuk pembiayaan darurat mengatasi pandemi Covid-19. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya