Penderitaan Warga Kota Mariupol Ukraina yang Masih Terjebak
- bbc
Banyak orang terus berusaha mati-matian menghubungi kerabat terkasih mereka yang terperangkap di kota Mariupol, pada Kamis (10/3). Kota itu hampir terisolasi dari dunia luar karena serangan bom yang meningkat dan membabi-buta dari pasukan Rusia.
Dmytro Gurin, seorang anggota parlemen Ukraina yang dibesarkan di Mariupol, mengatakan orang tuanya terjebak di sana. Terakhir kali dia berhasil menghubungi tetangga orang tuanya itu sekitar empat hari lalu.
"Kami berbicara selama 30 detik setelah mereka pergi ke suatu tempat yang memiliki sinyal. Ada beberapa tempat yang diketahui bisa menangkap sinyal," kata Gurin.
"Mereka mengatakan orang tua saya masih hidup, tinggal di ruang bawah tanah di bawah gedung apartemen mereka.
"Tapi tempat perlindungan itu tidak memiliki cahaya, air, dan toilet. Itu adalah ruang bawah tanah tanpa fasilitas apapun."
Gurin mengatakan orang tuanya terpaksa mencairkan salju di luar untuk minum air dan mencoba memasak makanan di atas api, juga di luar rumah.
"Bisa Anda bayangkan, orang tua Anda, berusia 67 dan 69 tahun, sedang minum salju dan mencoba memasak di atas api di luar, di musim dingin dan ada serangan terus menerus," katanya.
"Ini bukan perang lagi. Ini bukan tentara melawan tentara. Ini adalah pemboman terus-menerus. Ini adalah Rusia melawan kemanusiaan."
Arthur Bondarenko, seorang distributor kopi berusia 35 tahun di Odessa, mengatakan setiap hari dia mengirim pesan kepada teman-temannya, pasangan yang memiliki putra berusia enam tahun. Dia mengaku putus asa.