Menang Pemilu, Yoon Seok-Youl Jadi Presiden Baru Korsel
VIVA – Yoon Seok-youl, seorang mantan jaksa konservatif dan pendatang baru di bidang politik, akan menjadi Presiden Korea Selatan berikutnya. Yoon mengalahkan saingan seorang liberal, mantan Gubernur Provinsi Lee Jae-Myung, dalam pemilu presiden.
Dengan 98 persen suara telah dihitung dari pemilihan pada Rabu 9 Maret 2022, Yoon memimpin sekitar 260.000 suara dari Lee. Sekitar pukul 04.00 pagi waktu setempat pada Kamis 10 Maret 2022, Lee Jae-Myung mengakui kekalahannya dalam pemilihan.
Nantinya, Yoon akan mengambil alih ekonomi terbesar ke-10 di dunia, dan terbesar keempat di Asia. Dia akan menjadi Presiden pada bulan 10 Mei 2022, menggantikan Moon Jae-in yang dibatasi untuk masa jabatan selama lima tahun.
Dikutip dari VOA, Kamis 10 Maret 2022, mengenai kebijakan luar negeri, Yoon menjanjikan sikap yang lebih keras terhadap Korea Utara yang baru-baru ini meningkatkan uji coba rudal provokatif. Selain itu, dia berjanji untuk meningkatkan hubungan Korea Selatan dengan Jepang, dan memprioritaskan aliansi Seoul dengan Washington.
Inisiatif Yoon yang paling mencolok adalah janjinya untuk menghapus Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan. Selama kampanye, Yoon merayu pria muda untuk menentang feminisme.
Yoon menyatakan, "tidak ada diskriminasi struktural terhadap perempuan," meski Korea Selatan berada di atau berada di peringkat bawah dalam ranking global soal kesetaraan gender di negara-negara maju.
Para analisis menilai bahwa kemenangan Yoon dapat membantu keretakan yang terjadi karena pemakzulan manta Presiden Park, yang membuat orang Korea terpecah. Namun, Yoon akan dibatasi oleh Partai Demokrat yang berhaluan kiri, yang memiliki kursi mayoritas di legislatif negara itu.
“Banyak perubahan yang ingin dia buat dapat dilakukan dari dalam cabang eksekutif,” kata Darcie Draudt, spesialis Korea dan rekan pascadoktoral di Insitut Studi Korea George Washington.
Dia mengatakan banyak hal akan tergantung pada bagaimana partai liberal utama menanggapi kekalahan. Baik Yoon dan Lee adalah kandidat yang sangat tidak populer menurut jajak pendapat.
Banyak media domestik menyebut perlombaan itu sebagai pemilihan yang tidak menguntungkan. Banyak pengamat juga yang menilai bahwa pemilihan tersebut adalah salah satu yang paling jelek dalam demokrasi di Korea Selatan yang berusia 35 tahun.