AS Bantah Tuduhan Rusia Soal Kembangkan Senjata Kimia di Ukraina
- Video BBC
VIVA – Gedung Putih, pada Rabu 9 Maret 2022, mengatakan tuduhan Rusia tentang dugaan keterlibatan AS dalam laboratorium senjata biologi dan pengembangan senjata kimia di Ukraina adalah salah.
"Kami mencatat klaim palsu Rusia tentang dugaan laboratorium senjata biologis AS dan pengembangan senjata kimia di Ukraina," kata sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki, dalam serangkaian cuitan.
Dia mengatakan Rusia mungkin bisa meletakkan dasar untuk penggunaan senjata kimia atau biologi di Ukraina "atau untuk membuat operasi terselubung menggunakan senjata-senjata itu", tapi tidak memberikan bukti.
Sebelumnya Reuters memberitakan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengeluarkan pernyataan mengajak negara sekutunya untuk tidak membeli minyak dan energi Rusia sebagai bagian dari sanksi terhadap Rusia yang menginvasi Ukraina. Pernyataan Biden itu membuat Moskow marah dengan menyatakan akan memberikan reaksi setelah memikirkannya dengan serius.
Sementara itu, Ukraina mengajukan banding ke Rusia untuk gencatan senjata sementara, menyusul perbaikan pada saluran listrik ke pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl. Ukraina juga memperingatkan bahwa mungkin ada kebocoran radiasi jika pemadaman listrik masih terus berlanjut.
Perusahaan nuklir milik Ukraina Energoatom mengatakan pada Rabu 9 Maret 2022, perbaikan listrik tegangan tinggi di pembangkit Chernobyl yang telah dikuasai Rusia ini tidak mungkin dilakukan di tengah pertempuran Rusia-Ukraina.
Melansir dari Al Jazeera, Kamis 10 Maret 2022, Energoatom juga mengatakan zat radioaktif dapat menyebar jika pembangkit tidak dapat mendinginkan bahan bakar. Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan generator diesel cadangan hanya dapat memberi daya selama 48 jam ke depan.
"Setelah 48 jam, sistem pendingin fasilitas penyimpanan untuk bahan bakar nuklir bekas akan berhenti, membuat kebocoran radiasi segera terjadi. Satu-satunya jaringan listrik yang memasok PLTN Chernobyl dan semua fasilitas nuklirnya yang diduduki oleh tentara Rusia telah rusak," tulis Kuleba dalam Twitter miliknya.
"Saya menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera menuntut Rusia untuk menghentikan tembakan dan mengizinkan unit perbaikan untuk memulihkan pasokan listrik," sambungnya. Namun, di lain sisi Pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan peristiwa itu tidak memiliki dampak kritis terhadap keselamatan.