WHO Peringatkan Pandemi COVID-19 Masih Jauh dari Kata Selesai

COVID-19
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Setelah dua tahun hidup berdampingan dengan COVID-19, pemimpin WHO mengatakan bahwa pandemi masih jauh dari kata selesai. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, pertama kali mengumumkan pandemi COVID-19 pada 11 Maret 2020.

Dua tahun berlalu, Tedros masih menyesal karena virus COVID-19 masih berkembang dan melonjak di beberapa bagian dunia. WHO menyatakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada 30 Januari 2020. Kala itu kurang dari 100 kasus dan tidak ada kematian yang dilaporkan di luar China.

“Dua tahun kemudian, lebih dari 6 juta orang telah meninggal. Meskipun kasus dan kematian yang dilaporkan menurun secara global, dan beberapa negara telah mencabut pembatasan, pandemi masih jauh dari selesai. Dan tidak akan berakhir di mana pun sampai semuanya berakhir,” kata Tedros pada saat konferensi pers pada Rabu 9 Maret 2022.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

Dia mencatat adanya kenaikan 46 persen dalam kasus baru minggu lalu di wilayah Pasifik Barat WHO, di mana 3,9 juta infeksi tercatat. Sementara ada 444 juta kasus yang telah terdaftar sejauh ini.

“Virus ini terus berkembang, dan kami terus menghadapi hambatan besar dalam mendistribusikan vaksin, tes, dan perawatan di mana pun mereka membutuhkannya,” kata Tedros, dikutip dari Channel News Asia, Kamis 10 Maret 2022.

Dia juga mendengungkan peringatan tentang penurunan tingkat pengujian baru-baru ini, dengan mengatakan bahwa hal itu membuat planet ini buta terhadap apa yang sedang dilakukan COVID-19.

“WHO khawatir beberapa negara secara drastis mengurangi pengujian. Ini menghambat kemampuan kita untuk melihat di mana virus itu berada, bagaimana penyebarannya dan bagaimana perkembangannya,” ujar Tedros.

Penurunan dramatis dalam pengujian

Jumlah kasus COVID-19 dilaporkan turun sebanyak 5 persen di seluruh dunia minggu lalu dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Sementara jumlah kematian akibat COVID-19 turun sebanyak 8 persen.

Namun, pemimpin teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, memperingatkan bahwa tingkat kasus yang terlalu rendah karena penurunan dramatis dalam pengujian.

Warga antre untuk menjalani tes COVID-19 di Zhengzhou, Henan, China.

Photo :
  • ANTARA/cnsphoto via Reuters

“Virus ini masih menyebar pada tingkat yang terlalu intensif. Meskipun kami melihat tren menurun, masih ada lebih dari 10 juta kasus dilaporkan di tingkat global minggu lalu. Kita harus tetap waspada,” kata Maria.

Dalam pembaruan mingguannya tentang penyebaran virus COVID-19, WHO menegaskan sebelumnya bahwa varian Omicron memiliki dominasi global atau mutasi virus lainnya.

WHO mengatakan bahwa Omicron menyumbang 99,7 persen dari sampel yang dikumpulkan dalam 30 hari terakhir yang telah diurutkan, dan diunggah ke inisiatif sains global GISAID.

Bangkit Usai Dihantam Pandemi, Pendapatan Bisnis KAI Kini Tembus Puluhan Triliun

Selain itu, WHO juga mengatakan akses yang tidak setara ke vaksin, tes, dan perawatan COVID-19 tetap merajalela dan memperpanjang pandemi.

Angka terbaru WHO menunjukkan 23 negara belum sepenuhnya mengimunisasi 10 persen dari populasi mereka, sementara 73 negara belum mencapai target cakupan sebanyak  40 persen dari yang sudah ditetapkan untuk awal tahun 2022.

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat
Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024