Australia Kenang Kematian Pertama akibat COVID: Cerita Kapal Pesiar
- abc
Dengan menggunakan pendekatan ini, Profesor Bennett dan tim dari befrbagai negara menilai berapa usia hidup yang hilang akibat COVID di berbagai negara, dalam periode delapan bulan pertama tahun 2020.
Mereka telah menerbitkan hasil penelitiannya pada bulan Januari lalu.
Mereka menemukan setiap kematian COVID di Australia mengakibatkan hilangnya 2,7 tahun usia hidup.
Di beberapa negara lain banyak orang muda yang meninggal. Di Ukraina, setiap kematian mengakibatkan rata-rata 19,3 usia hidup yang hilang. Di Peru, jumlahnya adalah 15,2 tahun usia hidup.
Profesor Bennett mengatakan rendahnya jumlah usia hidup yang hilang akibat COVID di Australia sebagian besar disebabkan adanya langkah- tegas dalam melindungi penduduk.
"Jika penyakit serius di usia 20-an atau 30-an sangat rendah, dan dikurangi hingga 90 persen, maka angkanya menjadi sangat kecil," katanya.
"Tapi seiring bertambahnya usia, inilah kelompok yang tidak dapat kita lindungi," ujarnya.
Dia mengatakan kegagalan dalam perawatan lansia khususnya di Melbourne juga menurunkan angka itu, karena mengarahkan kematian pada orang tua.
Sebagai perbandingan, kanker membunuh sekitar 49.000 orang di Australia pada 2018, atau total 811.700 tahun usia hidup.
Setiap kematian menghilangkan rata-rata 17 tahun potensi usia hidup.
Cedera menewaskan sekitar 11.000 orang atau 344.655 usia hidup, artinya setiap kematian menghilangkan rata-rata 30 tahun usia hidup.
Profesor Jenkins berpendapat bahwa tidak satu pun dari kematian yang boleh dikatakan bisa diterima.
Namun dia yakin pelaporan berkelanjutan seputar angka kasus COVID telah mengeruhkan perspektif publik.
"Kita harus mengatakan bahwa sebagian besar kematian COVID ini terjadi pada orang berusia di atas 80 tahun," tegasnya.
"Kebanyakan orang tidak menyadari fakta sederhana itu. Usia rata-rata orang yang meninggal karena COVID-19 hingga Agustus tahun lalu adalah 84 tahun," ungkapnya.
Profesor Jenkins khawatir tentang dampak ketakutan yang tidak perlu tentang COVID terhadap kualitas hidup dan kesehatan seseorang.
Jadi, berapa angka yang bisa diterima?
Profesor Jenkins mengatakan, tidak ada jawaban atas pertanyaan ini.
"Ini lebih menyangkut pertanyaan apakah perawatan yang diberikan kepada orang ini memenuhi standar perawatan? Apakah manusiawi?," ujarnya.