Kerahasiaan Gaji Langgengkan Kesenjangan Penghasilan Antarkaryawan
- abc
Aturan kerahasiaan gaji di Australia kini disoroti karena dipandang sebagai salah satu penyebab langgengnya kesenjangan penghasilan antara pekerja laki-laki dan perempuan.
Kerahasiaan gaji mencakup segala hal, mulai dari klausul kontrak kerja yang secara eksplisit melarang karyawan mengungkapkan penghasilannya ke karyawan lain, hingga kerahasiaan seputar bonus, gaji awal, dan paket remunerasi.
"Kerahasiaan gaji ini menyangkut informasi dari pemberi kerja kepada karyawan," ujar Profesor Michelle Brown, pakar sumber daya manusia pada University of Melbourne.
"Tapi juga menyangkut boleh tidaknya karyawan berbagi informasi tentang gaji mereka," katanya kepada ABC News.
Meski tak ada data resmi soal ini, namun sejumlah wesbite kini membeberkan informasi tentang karyawan yang memperoleh penghasilan dalam posisi tertentu di perusahaan tertentu.
Studi yang membandingkan data di website dengan data Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat menemukan hubungan yang sangat dekat.
"Artinya, orang-orang memasukkan informasi yang akurat ke dalam data tersebut," kata Profesor Brown.
Masalah di Australia
Jika pernah melamar pekerjaan di Australia tanpa mengetahui berapa gaji yang ditawarkan, Anda akan menyadari adanya permasalahan yang meluas.
"Kerahasiaan gaji adalah fitur sistem hubungan industrial di Australia, yang berlaku umum di banyak tempat kerja," kata Alison Pennington, ekonom senior di Center for Future Work di Australia Institute.
"Ini populer di kalangan pengusaha di Australia karena mencegah sesama karyawan berbagi informasi dan mengetahui posisi mereka satu sama lain dan untuk mendapatkan kenaikan gaji yang lebih tinggi," jelasnya.
Pennington berpendapat bahwa kerahasiaan gaji menekan upah dan dampaknya dirasakan secara tidak proporsional oleh karyawan perempuan.
Hal itu, katanya, disebabkan karena perempuan lebih banyak mengalami hambatan untuk berpartisipasi dalam pekerjaan, dan lebih cenderung meremehkan keterampilan dan kontribusi mereka dalam diskusi seputar gaji.
Kesenjangan gaji laki-laki dan perempuan
Badan Kesetaraan Gender di Tempat Kerja (WGEA) merupakan lembaga pemerintah yang bertujuan untuk mempromosikan dan meningkatkan kesetaraan gender di tempat kerja Australia.
Lembaga ini tidak menegaskan apakah kerahasiaan gaji membantu atau menghalangi karyawan.
Mengutip sebuah studi dari King's College London, lembaga ini menggambarkan transparansi dalam pelaporan kesetaraan gender di Australia berada di tingkat "sedang".
Dalam usulan perubahan undang-undang di tahun 2015 untuk mengatasi kesenjangan upah berdasarkan gender, lembaga WGEA menyatakan:
"Tidak ada jawaban pasti, apakah kerahasiaan gaji secara langsung berkaitan dengan kesenjangan upah gender atau sejauh mana hal itu berkontribusi pada pengurangan kesenjangan upah gender."
"Bukti penelitian dari Australia, AS, dan Uni Eropa menunjukkan bahwa kerahasiaan gaji dapat berkontribusi pada kesenjangan gaji berdasarkan gender."
Usulan WGEA menyebut kerahasiaan gaji adalah faktor yang mencegah upah yang sama untuk pekerjaan yang setara.
“Kerahasiaan gaji berarti bahwa karyawan tidak memiliki informasi lengkap tentang gaji rekan kerja mereka; seperti tingkat gaji pokok formal, struktur gaji, dan komponen gaji remunerasi informal," katanya.
Larangan mengungkap jumlah gaji
Seorang mantan karyawan bank Commonwealth Bank menuntut tempat kerjanya ke lembaga penyelesaian sengketa hubungan industrial, Fair Work Commission.
Dia menuduh bank terbesar Australia ini memecatnya karena dia diduga mendiskusikan tarif lembur dan penalti dengan rekan-rekannya.
Surat pemecatannya menguraikan beberapa alasan, beberapa hari sebelum masa percobaan enam bulannya berakhir, termasuk "berperilaku yang tak dapat diterima" dan "membahas remunerasi rahasia dengan rekan kerja".
Pada saat itu, Ketua Serikat Pekerja Sektor Keuangan (FSU) Julia Angrisano mengatakan klausul kerahasiaan banyak dipakai oleh majikan.
"Klausul kejam yang melarang karyawan mengungkapkan remunerasi mereka kepada rekan-rekannya di bawah ancaman pemecatan, menciptakan lingkungan di mana kesenjangan upah gender terus terjadi," katanya.
Dalam sebuah pernyataan, Commonwealth Bank menyebut karyawan tersebut "diberhentikan sebelum akhir masa percobaannya karena berbagai perilaku dan masalah kinerja".
Bank CBA kini sedang meninjau klausul kerahasiaan gaji dalam kontrak kerjanya. Ini satu-satunya bank dari "Empat Besar" bank yang belum menghapus klausul tersebut.
"Kami telah membuat kemajuan dengan tinjauan kami, termasuk apakah klausul ini akan terus berlaku untuk remunerasi," katanya.
Masalah sektor keuangan
Centre for Future Work yang meneliti kesenjangan gaji di sektor keuangan memperkirakan kesenjangan upah akibat gender di sektor perbankan mengakibatkan pengurangan kompensasi bagi perempuan yang bekerja di sana hampir setengah miliar dolar setiap tahun, dan berpotensi hingga A$800 juta.
Bank belum melihat laporannya karena baru dirilis pagi ini. Perhitungan tersebut didasarkan pada data dari laporan tahunan bank, Biro Statistik Australia dan WGEA.
"Industri keuangan adalah salah satu industri dengan kinerja terburuk untuk kesenjangan upah gender karena mereka memiliki tingkat bonus yang tinggi dan jenis kompensasi informal yang cenderung tidak ditawarkan kepada karyawan perempuan," katanya.
Partai Buruh yang beroposisi di Australia mengatakan akan melarang klausul kerahasiaan gaji bila mereka memenangkan Pemilu pada Mei mendatang.
“Klausul kerahasiaan gaji merupakan kendala signifikan bagi karyawan yang menawar kenaikan gaji. Di sektor publik di mana tingkat pembayaran transparan, kesenjangan pembayaran gender lebih kecil daripada di sektor swasta," demikian pernyataan Partai Buruh.
Pada tahun 2016 sebuah RUU yang diprakarsai oleh Partai Hijau mencoba mengubah Undang-Undang Keadilan Kerja untuk memungkinkan para pekerja mendiskusikan gaji mereka, tapi gagal untuk disahkan.
Menteri Urusan Hubungan Industrial Michaelia Cash telah dihubungi tapi belum memberikan komentar.
Tanggapan dunia bisnis
Ketua Dewan Bisnis Australia Jennifer Westacott menyatakan pihaknya tidak yakin dengan penghapusan klausul kerahasiaan gaji dan dampaknya terhadap kesenjangan upah gender.
"Kami tidak ingin hanya melakukan hal-hal dangkal yang akan membuat orang merasa baik," ujarnya.
"Kita harus memperbaiki permasalahan ini, bukan hanya dengan menyebut dan mempermalukan perusahaan tertentu, karena hal itu tidak akan memperbaiki masalah yang sangat sistemik," katanya.
Menurut Profesor Michelle Brown dari University of Melbourne, perubahan akan datang meski tanpa adanya revisi UU.
Transparansi, katanya, akan dipaksakan oleh etos perusahaan teknologi dan informasi, mendorong para karyawan yang lebih muda untuk bicara.
Jika seorang karyawan tidak tahu berapa gaji rekan kerjanya, dia tetap akan menebaknya.
“Mereka mencarinya di tempat lain. Karyawan itu mungkin melihat barang-barang barang mewah yang dimiliki rekan kerjanya. Mereka akan melihat di mana Anda tinggal, di mana Anda menyekolahkan anak-anak, dan membuat asumsi berapa gaji Anda," jelasnya.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.