6 Fakta Diktator Dunia, Perbuatan Kelewat Kejam Bikin Geram

Joseph Stalin.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Fakta diktator dunia diisi oleh sejumlah nama yang sudah tak asing lagi. Sebagian besar dari mereka dianggap kejam namun tak sedikit pula yang memberi kejayaan dan kemakmuran bagi rakyat di masanya. Pemimpin yang diktator tidak ingin melihat adanya perbedaan pendapat, warga dituntut untuk mengikuti satu perintah, sekalipun itu brutal dan mematikan.

Berikut enam fakta diktator dunia yang sudah dirangkum VIVA.CO.ID:

1. Joseph Stalin

Joseph Stalin lahir di Gori, Georgia, 18 Desember 1878 dengan nama lengkap Losif Vissarionocivh Dzhugashvili dari pasangan Besarion Jughashvili dan Ketevan Geladze. Stalin adalah diktator paling berbahaya sepanjang masa.

Pada 1930-an, atas perintahnya, jutaan petani dibunuh atau mati kelaparan. Daerah yang paling terkena dampak bencana kelaparan ini adalah Ukraina dan Kaukasus Utara, meskipun bencana tersebut juga terjadi di Kazakhstan dan beberapa provinsi Rusia. Panen tahun 1932 merupakan panen yang buruk, dan ini terjadi setelah penurunan produktivitas selama beberapa tahun yang mengakibatkan penurunan hasil panen secara bertahap. Stalin menuduh para musuh dan perusak di kalangan petani sebagai penyebab bencana kelaparan ini.

Stalin mengklaim telah menghayati ajaran Marxisme sejak usia lima belas tahun, dan ideologi tersebut memandunya sepanjang masa dewasanya. Menurut Kotkin, Stalin memiliki "keyakinan Marxis yang sangat kuat", sementara Montefiore menyatakan bahwa Marxisme memiliki nilai "semi-agama" bagi Stalin. Meskipun ia tak pernah menjadi seorang nasionalis Georgia, pada kehidupan awalnya, unsur-unsur dari pemikiran nasionalis Georgia berpadu dengan Marxisme dalam pandangannya.

Joseph Stalin meninggal dunia pada usia 74 tahun karena terserang stroke, pada 5 Maret 1953. Upacara pemakaman digelar setelah empat hari masa berkabung nasional. Jenazahnya disemayamkan di Mausoleum Lenin pada tanggal 9 Maret 1953.

2. Adolf Hitler

Pejabat UE Peringatkan Keamanan Eropa Sangat Berbahaya jika Israel Serang Nuklir Iran

Dilansir dari situs Biography, Adolf Hitler adalah pemimpin Nazi Jerman yang telah menyebabkan Perang Dunia II dan kematian sedikitnya 11 juta orang, termasuk sekitar enam juta orang Yahudi. Adolf Hitler merupakan kanselir Jerman dari 1933 hingga 1945. Dia adalah pemimpin Partai Nazi, atau Partai Pekerja Sosialis Nasional Jerman.

Dalam catatan yang dikutip VIVA Militer dari buku "Hitler and Russia" karya Trumbull Higgins 1966, invasi tentara Angkatan Bersenjata Nazi Jerman (Wehrmacht) ke Uni Soviet dikenal dengan nama Operasi Barbarossa (Unternehmen Barbarossa), atau dalam Bahasa Inggris, Barbarossa Operation. Angkatan Bersenjata Nazi Jerman (Wermacht) jadi alat utama bagi Hitler untuk mencapai ambisinya mendirikan Orde Baru Hegemoni Jerman, dan salah satu caranya adalah dengan menguasai Benua Biru. Tak hanya itu, pasukan Nazi jerman juga dikerahkan Hitler untuk menaklukkan negara komunis Uni Soviet, yang memiliki wilayah terluas dan paling berpengaruh di Eropa.

Trump: Seharusnya Israel Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran

Dilansir dari Washington Post, Hitler meninggal dengan cara menembak kepalanya sendiri. Sementara sang istri, Eva Braun, tewas karena minum sianida. Volkswagen adalah salah satu proyek ambisius Adolf Hitler dan dikembangkan oleh Ferdinand Porsche penemu mobil Porsche. Hingga saat ini Volkswagen pun masih ramai di pasaran industri otomotif.

3. Saddam Hussein

AS Ancam Tarik Dukungan Jika Israel Nekat Serang Nuklir Iran

Saddam Hussein adalah Presiden dan diktator Irak sejak tanggal 16 Juli 1979 hingga 9 April 2003. Kekuasaannya berakhir setelah Irak diserang oleh pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat pada tahun 2003. Sebagai presiden, Saddam menciptakan pemerintahan yang otoriter dan mempertahankan kekuasaannya melalui Perang Iran-Irak (1980–1988) dan Perang Teluk (1991).

Kedua perang itu menyebabkan penurunan drastis standar hidup dan hak asasi manusia. Pemerintahan Saddam menindas gerakan-gerakan yang dianggapnya mengancam, khususnya gerakan yang muncul dari kelompok-kelompok etnis atau keagamaan yang memperjuangan kemerdekaan atau pemerintahan otonom.

Sementara ia dianggap sebagai pahlawan yang populer di antara banyak bangsa Arab karena berani menantang Israel dan Amerika Serikat, sebagian orang di dunia internasional tetap memandang Saddam dengan perasaan curiga, khususnya setelah Perang Teluk 1991.

4. Mussolini

Benito Amilcare Andrea Mussolini, yang dijuluki "Il Duce" atau berarti "Pemimpin", adalah seorang diktator Italia yang menciptakan Partai Fasis pada tahun 1919 dan akhirnya memegang semua kekuasaan di Italia sebagai perdana menteri negara itu dari tahun 1922 hingga 1943. Mussolini lahir pada 29 Juli 1883, di Verano di Costa, Italia. Ayahnya, Alessandro, adalah seorang pandai besi dan sosialis yang bersemangat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk politik dan sebagian besar uangnya untuk majikannya.

Pada tahun 1902, Mussolini pindah ke Swiss untuk mempromosikan sosialisme. Dia dengan cepat mendapatkan reputasi untuk daya tarik dan bakat retorika yang luar biasa. Saat terlibat dalam demonstrasi politik, ia menarik perhatian otoritas Swiss dan akhirnya diusir dari negara itu. Mussolini kembali ke Italia pada tahun 1904 dan terus mempromosikan agenda sosialis.

Pada tanggal 23 Maret 1919, Mussolini mendirikan Partai Fasis, yang mengorganisir beberapa kelompok sayap kanan menjadi satu kekuatan. Gerakan fasis memproklamirkan oposisi terhadap diskriminasi kelas sosial dan mendukung sentimen nasionalis. Mussolini berharap untuk mengangkat Italia ke tingkat masa lalu Romawi yang hebat.

5. Kim Jong Un

Kim Jong Un memimpin Korea Utara selama 10 tahun. Dia dianggap sebagai diktator muda bagi dan sangat gigih untuk mengejar program senjata nuklir. Senjata nuklir itu ditujukan untuk menargetkan Amerika Serikat dan sekutunya. Kim Jong Un memiliki gudang senjata yang berisi 60 nuklir. Kemampuan itu memungkinkannya memperkuat persatuan domestik.

Pada 7 Maret 2013, Korea Utara mengancam akan melancarkan 'serangan nuklir preemptive' kepada Amerika Serikat, serta berencana untuk "menyapu habis" Pulau Baengnyeong milik Korea Selatan. Korea Utara juga mengungkapkan rencananya untuk melancarkan serangan nuklir terhadap kota-kota AS seperti Los Angeles dan Washington, D.C.

Untuk mempersiapkan serangan terhadap Korea Selatan, Komite Sentral Partai Buruh Korea menggelar rapat pleno pada tanggal 31 Maret 2013. Dalam rapat tersebut, Kim Jong-un mengumumkan bahwa Korea Utara akan mengadopsi "strategi pertahanan baru untuk melaksanakan pembangunan ekonomi dan senjata nuklir secara bersamaan.

6. Fidel Castro

Fidel Alejandro Castro Ruz adalah seorang pejuang revolusi dan politikus Kuba yang berhaluan komunis. Castro menjabat sebagai Perdana Menteri Kuba dari 1959 hingga 1976 dan sebagai Presiden Kuba sejak 1976 hingga 2008. Selain itu, ia juga mengemban jabatan Sekretaris Pertama Partai Komunis Kuba dari 1965 hingga 2011.

Castro berhasil memegang kendali atas tiga puluh ribu tentara pemerintah Kuba, hingga ia dilantik sebagai Perdana Menteri Kuba pada 16 Februari 1959. Pada masa pemerintahannya ia menerapkan sistem Marxisme dengan meluncurkan Reformasi Agraria dan menasionalisasi seluruh aset Amerika di Kuba hingga Amerika akhirnya tidak lagi mendukung pemerintahan Castro. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya