Eks Dubes RI untuk Rusia Ungkap Alasan Putin Serang Ukraina

Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia periode tahun 2016-2020, Wahid Supriyadi.
Sumber :

VIVA – Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat, bahkan setelah memasuki hari ke-11 invasi, Rusia masih menyerang Ukraina dengan tembakan dan meluncurkan Rudal Balistik ke beberapa kota Ukraina.

Kim Kang Solat dan Belek Aganak, Tentara Korut yang Mati Bawa Dokumen Palsu

Penyerangan bukan hanya terjadi lewat udara, tapi Rusia juga menyerang kota-kota lewat darat dan laut.

Beberapa rumah rusak akibat ledakan menyusul serangan udara di Ukraina

Photo :
  • ANTARA FOTO/Kyiv Oblast Police/Handout via REUTERS/WSJ/cfo
Putin Ngamuk Usai Drone Tempur Ukraina Hantam Daerah Muslim Rusia

Melalui Webinar yang diadakan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattulah Jakarta (UIN), Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia periode tahun 2016-2020, Wahid Supriyadi mengatakan bahwa konflik yang terjadi di Ukraina berasal dari keinginan Ukraina yang memiliki ambisi untuk bergabung dengan NATO.

“Apabila Ukraina masuk NATO, secara geopolitik ini merupakan ancaman bagi Rusia,” kata Supriyadi melalui zoom meeting, pada hari Senin 7 Maret 2022.

Serangan Drone Israel Hantam Generator Listrik Lumpuhkan RS Kamal Adwan Gaza

Dia juga awalnya tidak mengira bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berniat untuk menginvasi Ukraina, karena sebenarnya konflik antara Ukraina dan Rusia sudah terjadi cukup lama dan tidak ada tanda-tanda perang yang terjadi. Namun, cukup mengejutkan bahwa Putin justru bertindak di luar dugaan dan menyatakan perang dengan Ukraina.

Mantan Dubes RI untuk Rusia itu menegaskan bahwa perang yang terjadi mungkin akan memakan waktu lama. Hingga kini Rusia belum menghentikan niatnya untuk memborbardir kota-kota Rusia, yang terbaru adalah ratusan ribu penduduk di Mariupol terjebak dan terkepung oleh pasukan Rusia yang menyerang kota mereka.

“Saya melihat Putin belum ke arah sana (damai),” ujar Supriyadi.

Meski pembicaraan damai sudah dilakukan dua kali, nyatanya hal itu tidak membuahkan hasil baik bagi Ukraina. Sebelumnya, memang ada persetujuan dari kedua belah pihak untuk gencatan senjata segera, namun hingga hari ini banyak penduduk di Mariupol terjebak karena pasukan Rusia yang terus menyerang.

Roket Rusia menghancurkan menara TV Ukraina, termasuk situs Holocaust Babyn Yar

Photo :
  • Twitter @MFA_Ukraine

Bahkan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyalahkan kesepakatan antara Rusia dan Ukraina yang tidak jelas sehingga pengevakuasian warga sipil gagal untuk kedua kalinya.

“Kalau Ukraina tidak menyatakan keinginannya untuk menjadi anggota NATO, otomatis selesai sudah (perang),” kata Supriyadi yang mengacu kepada cara menghentikan invasi Rusia terhadap Ukraina.

Selain itu, beberapa negara Barat sudah memberikan sanksi ekonomi untuk menekan Rusia agar menghentikan invasinya, yang terbaru adalah pihak Washington sedang berdiskusi mengenai larangan impor minyak dari Rusia untuk ke Eropa. Namun, hingga saat ini invasi masih terus berlanjut dan tidak bisa menghentikan niat brutal Putin untuk menghancurkan Ukraina.

“Sangat sulit, meski ada sanksi tapi Putin mungkin tidak akan berhenti,” kata Supriyadi menjelaskan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya