Ukraina Sebut Serangan di PLTN Zaporizhzhia Sebagai Terorisme

Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina, 12 Juni 2008
Sumber :
  • ANTARA/Reuters/Stringer/as

VIVA – Pasukan Rusia, pada hari Jumat 4 Maret 2022, berhasil merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia di Ukraina, setelah serangan tengah malam yang menyebabkan kebakaran, dan menimbulkan kekhawatiran dunia akan bencana yang paling mengerikan dalam invasi Moskow ke Ukraina. Serangan itu jelas memicu alarm global dan ketakutan akan bencana nuklir terburuk di dunia.

Iran Dukung Upaya Rusia Stop "Mesin Pembunuh Israel" Bantai Warga Sipil di Lebanon

Melansir dari The Korea Times, Sabtu 5 Maret 2022, dalam serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina, di kota Enerhodar, Kepala Badan Energi Atom Internasional PBB, Rafael Mariano Grossi, mengatakan proyektil Rusia menghantam pusat pelatihan, namun bukan salah satu dari enam reaktor.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl selama tur zona eksklusif Chernobyl

Photo :
  • ANTARA/Reuters/Gleb Garanich
Menlu AS: Situasinya Tetap Sangat Sulit dan Dramatis untuk Benar-benar Memperbaiki Gaza

Serangan itu memicu alarm global dan ketakutan akan bencana nuklir terburuk di dunia. Dalam pidato malam hari yang emosional, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan dia khawatir bahwa ledakan di pembangkit listrik tenaga nuklir akan menjadi akhir bagi semua orang, khususnya di Eropa.

Di Amerika Serikat (AS), Juru Bicara Pentagon, John Kirby, mengungkapkan bahwa insiden tersebut merupakan kecerobohan dari Rusia yang telah melakukan invasi tanpa alasan.

Kakinya Buntung, Komandan Angkatan Laut Rusia Tewas Akibat Bom Mobil

Pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, juga mengatakan bahwa tindakan Rusia yang menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan tindakan terorisme.

Pakar keamanan atom mengatakan perang yang terjadi di tengah reaktor nuklir merupakan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat berbahaya. “Tidak ada pembangkit nuklir yang dirancang untuk menahan potensi serangan militer skala penuh,” kata Edwin Lyman, dari Persatuan Ilmuwan Paduli di Washington.

Selain itu, Dr Alex Rosen dari Dokter Internasional untuk Pencegahan Perang Nuklir, mengatakan insiden itu mungkin hasil dari unit militer yang melebih-lebihkan ketepatan senjata mereka.

“Mereka tidak bisa memiliki kepentingan untuk mencemari wilayahnya sendiri. Bahaya datang bukan hanya dari reaktor, tetapi dari risiko tembakan musuh mengenai fasilitas penyimpanan yang menahan batang bahan bakar bekas,” kata Rosen.

Asap muncul dari depot minyak, yang menurut pihak berwenang setempat, rusak akibat serangan bom di Chernihiv, Ukraina.

Photo :
  • Antara Foto/Press service of the Ukrainian State Emergency Service

Di lain sisi, pejabat nuklir dari Swedia hingga China mengklaim bahwa tidak ada lonjakan radiasi yang dilaporkan. Pihak berwenang Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menguasai keseluruhan situs, tetapi staf pabrik terus bekerja sebagaimana mestinya. Hanya satu reaktor yang beroperasi dan dengan kapasitas 60 persen.

Dua orang terluka dalam baku tembak tersebut, dan tiga tentara Ukraina tewas serta terluka saat penembakan yang terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina.

Pasukan Rusia terus melakukan serangan selama seminggu di berbagai bidang, meskipun mereka tampaknya tidak mendapatkan tempat yang signifikan dalam pertempuran pada hari Jumat itu.

Selain itu, dengan meningkatnya kecaman dunia, Kremlin menindak arus informasi di dalam negeri termasuk Facebook, Twitter, media BBC, dan Voice of America yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga menandatangani undang-undang kejahatan yang dapat dihukum hingga 15 tahun penjara untuk menyebarkan berita palsu, termasuk yang bertentangan dengan garis resmi pemerintah tentang perang tersebut.

Pidato Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS

Trump Janji Selesaikan Perang di Ukraina dan Palestina dengan Cara Ini

Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump menegaskan penguatan militer saat ia mengulangi janjinya untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Trump, yang ber

img_title
VIVA.co.id
16 November 2024