Ini Konfigurasi Kekuatan Senjata Nuklir yang Dimiliki Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Moskow, Rusia, 7 Februari 2022.
Sumber :
  • ANTARA/Sputnik/Kremlin

VIVA – Presiden Rusia Vladimir Putin telah menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga khusus. Hal itu diketahui akan meningkatkan kekhawatiran dunia. Para analis kemudian menyarankan tindakan Putin mungkin harus ditafsirkan sebagai peringatan kepada negara lain agar tidak meningkatkan keterlibatan mereka di Ukraina.

Wilayah Industri Ukraina Kena Serangan Rudal Rusia

Senjata nuklir telah ada selama hampir 80 tahun dan banyak negara melihatnya sebagai senjata bertujuan memberi efek gentar yang bisa menjamin keamanan nasional mereka. 

Lantas, berapa banyak senjata nuklir yang dimiliki oleh Rusia?

Panas! Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua ke Ukraina

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika Serikat (AS), Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir, perangkat yang memicu ledakan nuklir termasuk sekitar 1.500 yang sudah tidak terpakai dan akan dibongkar.

Dari 4.500 sisanya, sebagian besar dianggap sebagai senjata nuklir strategis, rudal balistik, atau roket, yang dapat ditargetkan dari jarak jauh. Ini adalah senjata yang biasanya dikaitkan dengan perang nuklir. Sisanya adalah senjata nuklir yang lebih kecil dan tidak terlalu merusak untuk penggunaan jarak pendek di medan perang atau di laut. Namun hal ini tidak berarti Rusia memiliki ribuan senjata nuklir jarak jauh yang siap digunakan.

Senat AS Gagal Stop Penjualan Senjata Perang ke Israel tapi Teguran Keras untuk Biden

Melansir dari BBC, Rabu 2 Maret 2022, para ahli memperkirakan sekitar 1.500 hulu ledak Rusia saat ini yang dikerahkan yang berarti ditempatkan di pangkalan rudal dan pembom atau di kapal selam di laut.

Tidak hanya Rusia yang memiliki senjata nuklir. Beberapa negara lainnya seperti China, Prancis, India, Israel, Korea Utara, Pakistan, Amerika Serikat (AS), dan Inggris juga disebut dan mengaku memiliki senjata nuklir.

China, Amerika Serikat (AS), Rusia, Prancis dan Inggris juga termasuk di antara 191 negara yang menandatangani Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT). Berdasarkan perjanjian tersebut, mereka harus mengurangi persediaan hulu ledak nuklir mereka, dan secara teori berkomitmen untuk menghilangkan sepenuhnya, dan hal itu telah mengurangi jumlah hulu ledak yang disimpan di negara-negara itu sejak tahun 1970-1980 an.

India, Israel dan Pakistan tidak pernah bergabung dengan NPT, dan Korea Utara sudah lama keluar dari NPT sejak tahun 2003. Israel adalah satu-satunya negara dari sembilan negara yang tidak pernah secara resmi mengakui program nuklirnya tapi secara luas diakui memiliki hulu ledak nuklir.

Ukraina tidak memiliki senjata nuklir meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali menuduh Ukraina memiliki senjata nuklir. Namun hingga saat ini belum ada bukti bahwa Ukraina mencoba mendapatkan senjata nuklir itu.

Seberapa merusakkah senjata nuklir tersebut jika Presiden Rusia Vladimir Putin benar-benar menekan tombol nuklirnya?

Senjata nuklir dirancang untuk menyebabkan kehancuran maksimum. Tingkat kerusakan tergantung pada berbagai faktor, termasuk ukuran hulu ledak seberapa tinggi di atas tanah dan di lingkungan setempat. Tetapi hulu ledak terkecil dapat menyebabkan banyak korban jiwa dan konsekuensi yang dapat bertahan lama.

Contohnya bom atom yang menewaskan hingga 146.000 orang di Hiroshima, Jepang, selama Perang Dunia II adalah 15 kiloton nuklir, dan hulu ledak nuklir saat ini bisa lebih lebih dari 1.000 kiloton. Hanya sedikit harapan untuk bertahan hidup di zona yang terdampak langsung dari ledakan nuklir.

Setelah kilatan yang menyilaukan, ada bola api besar dan gelombang ledakan yang dapat menghancurkan bangunan dan struktur selama beberapa kilometer.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya