Puluhan Ribu Warga Australia Dievakuasi Saat Hujan Deras Guyur Sydney
- ANTARA FOTO/Jason O'Brien
VIVA – Puluhan ribu warga Australia terpaksa mengungsi dan pihak berwenang mengosongkan sebuah rumah sakit, pada Rabu 2 Maret 2022, ketika hujan deras terus mengguyur pantai timur negara itu.
Sebelas orang tewas sejak cuaca ekstrem itu tiba akhir pekan lalu menyebabkan pusat-pusat kota terendam air, rumah-rumah rusak, dan kabel listrik putus.
Sel badai liar telah turun dari Negara Bagian Queensland ke negara bagian di dekatnya, New South Wales (NSW), dan diperkirakan akan menghantam Sydney, kota yang dihuni lebih dari lima juta orang, pada Rabu malam.
"Ratusan ribu orang terdampak peristiwa ini," kata Menteri Layanan Darurat NSW Stephanie Cooke kepada saluran penyiaran ABC pada Rabu pagi. "Ini sungguh-sungguh belum berakhir."
Biro Meteorologi mengatakan warga Sydney harus bersiap-siap selama berbulan-bulan menghadapi hujan turun dalam beberapa jam, sementara para pejabat melaporkan bahwa Bendungan Warragamba, pasokan air utama kota untuk Sydney, mulai meluap pada Rabu pagi.
Biro cuaca negara itu memperingatkan Sydney dan daerah sekitarnya kemungkinan mengalami hingga 200 mm hujan dalam waktu enam jam kemudian pada hari itu. Curah hujan rata-rata Sydney untuk Maret adalah 138 mm, menurut data resmi.
Di kota bagian utara, Ballina, rumah sakit utama dikosongkan, menjelang perkiraan puncak banjir.
Di Lismore, kota sedikit lebih jauh ke utara yang dilanda bencana pada Selasa (1/3), penduduk menunggu ketinggian air cukup surut hingga memungkinkan layanan darurat menjangkau mereka untuk menyalurkan persediaan darurat.
Kru darurat NSW melakukan 300 penyelamatan banjir setelah menerima 2.200 permintaan bantuan dalam semalam. Helikopter militer mengangkuti orang-orang yang terdampar dari atap.
Sejumlah pengendara dan hewan yang terdampar diselamatkan dari sebuah jembatan setelah air naik dengan cepat hingga menenggelamkan kedua ujung jembatan.
Cassie Skillings, yang terjebak di jembatan bersama saudara perempuan beserta keponakan-keponakannya, mengatakan kepada stasiun radio 2GB bahwa seorang penduduk setempat menyelamatkan mereka dengan perahu.
"Keadaannya betul-betul kacau, begitu kapal kontainer mulai menabrak jembatan, saya menelepon Triple Zero (nomor telpon layanan darurat) dan mereka mengatakan tidak ada yang bisa mereka lakukan," katanya. (Ant/Antara)