Australia Berbangga dengan Sineas Perempuannya, Ini Ceritanya

Sineas Australia Barbara Stephen
Sumber :
  • Zoom Meeting Australian Embassy

VIVA – Kedutaan Besar (Kedubes) Australia di Jakarta mengundang sineas Australia Barbara Stephen yang merupakan produser film animasi 100% Wolf. Film yang juga disutradarai oleh Stephen berjudul 100% Wolf adalah film animasi hit Box Office Internasional yang sukses dalam Premium Video on-Demand (PVOD) domestik yang dirilis secara teatrikal di seluruh dunia.

Kapal Perang Canggih Australia HMAS Adelaide Berlabuh di Jakarta, Ini Misinya

Sebelum terjun sebagai produser film animasi, Barbara lebih dahulu bergelut sebagai produser program olahraga, gaya hidup dan reality program selama 15 tahun. Namun pada tahun 2009 Barbara menemukan minatnya di bidang animasi anak-anak dan bergabung dengan Flaying Bark Productions yang merupakan bagian dari Group Studio 100. Dia menempati posisi sebagai Managing Director pada tahun 2014.

Dalam wawancara yang dilakukan melalui Zoom Meeting, 24 Februari 2022, Barbara Stephen menjelaskan bahwa industri film di Australia sangat diminati terutama film animasi. Dia juga menjelaskan bahwa dengan adanya pandemi banyak sekali peminat yang menonton film animasi secara global.

Dharma Sebut Bio Weapon untuk Pandemi Selanjutnya Sudah Disiapkan, Gong Kematian Pengusaha Jakarta

“Industri film di Australia sekarang lagi tren mengenai film animasi, terutama selama pandemi makin banyak demain secara global terhadap film animasi. Salah satu industri film yang berkembang di Australia adalah Flaying Bark Production,”ujar Barbara saat berbicara via Zoom Meeting.

Film 100% Wolf kata dia adalah film animasi yang menceritakan mengenai Freddy Lupin yang menjadi pewaris tahta dari keluarga manusia serigala yang paling ditakuti yang pernah ada. Dalam pembuatan film animasi 100% Wolf, Barbara juga menjabarkan bagaimana sulitnya pembuatan film tersebut.

Presiden Prabowo dan PM Australia Lakukan Pertemuan, Ini yang Dibahas

“Banyak tantangan yang saya hadapi, dimulai dari pendanaan, studio yang tidak sebesar di AS (Amerika Serikat) dan juga membutuhkan sekitar 2 tahun untuk membuat film animasi ini. Tapi, yang terpenting bagi saya adalah ketertarikan saya untuk masuk ke dalam dunia perfilman animasi ini,” ujar dia.

Peminat film animasi secara global memang perlu diakui dan tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia bisa bekerja sama dalam pembuatan film animasi bersama Australia. Bahkan Barbara mengakui bahwa Indonesia sangat hebat dalam bidang 3D animation lebih dari yang kita ketahui.

“Sangat terbuka kemungkinan untuk Indonesia bekerja sama untuk memproduksi film dan animasi, dan ternyata bakat di Indonesia lebih besar dari yang kita ketahui, terutama Indonesia memiliki kekuatan dalam 3D animation, jadi sangat terbuka untuk kedepannya berkolaborasi bersama jika saja ada lebih banyak diskusi antara perusahaan film Indonesia dan Australia,” kata Stephen.

Dia juga menekankan bahwa film 100% Wolf sangat layak ditonton karena film tersebut bukan hanya film animasi yang menyenangkan tetapi memiliki nilai yang bisa dipelajari bersama.

“Banyak pelajaran yang bisa dipetik, selain itu banyak pelajaran dan pesan bagi keluarga dan anak-anak muda juga, jadi silakan tonton film animasi 100% Wolf,” tambahnya.

Di akhir pembicaraan, Barbara Stephen juga menjelaskan bagaimana perjalanannya yang tidak mudah untuk menjadi produser film animasi. Apalagi Barbara adalah seorang wanita dan dalam industri film animasi memang lebih dominan keberadaan kaum pria dibandingkan perempuan.

“Saat masuk ke dalam industri film ini memang lebih banyak pria, jadi saya merasa seperti karakter utama di 100% Wolf, banyak hal yang harus saya pelajari di awal, banyak tantangannya juga, tapi perusahaan saya yaitu Flaying Bark Production sendiri sangat mempromosikan inklusif dan ada program yang memang mendorong agar orang-orang yang datang dari berbagai background untuk dapat mengeluarkan bakatnya,” katanya.

Barbara Stephen berhasil memenangkan penghargaan NSW Women dalam International Business Award di Premier’s Export Awards pada tahun 2016. Dia juga telah menjabat sebagai Wakil Presiden Asosiasi Produser Layar Lebar selama 2 tahun dan pada tahun 2019 dia dipromosikan menjadi CEO Konten Internasional untuk Studio 100.

Perempuan tersebut memimpin tim yang terdiri dari 300 orang di Studio Flaying Bark Sydney dan timnya meningkat menjadi 400 orang pada tahun 2021 dengan tim yang tersebar di Jerman, Perancis dan Amerika Serikat.

Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra.

Setelah Mary Jane, Menko Yusril: Prancis dan Australia Ajukan Permohonan Pemindahan Narapidana

Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mengatakan bahwa Prancis dan Australia mengajukan permohonan pemindahan napi

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024