Biden Kirim Pasukan Militer ke Negara-negara Baltik Usai Rusia Berulah

Tank-tank milik tentara Rusia di perbatasan Ukraina
Sumber :
  • Dailymail (video)

VIVA – Presiden Rusia Vladimir Putin telah menempatkan lebih dari 10.000 tentara Rusia di wilayah Ukraina timur dan mengakibatkan ketegangan di wilayah tersebut meningkat. Merespons kondisi tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kemudian mengirimkan pasukan Amerika Serikat (AS) ke negara-negara baltik karena  menganggap tindakan Putin tidak masuk akal.

Imigrasi Tangkap Warga AS Buronan Kasus Predator Seks Anak

Melansir dari Dailymail, Rabu 23 Februari 2022, sekitar 6.000 tentara dikirim ke Donetsk, 5.000 ke Luhansk dan 1.500 ke kota Horlivka, kata sumber yang memiliki hubungan dengan intelijen Ukraina.

Mendengar pengerahan pasukan militer Rusia itu disebutkan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden geram dan menganggap bahwa keputusan Putin sangat bertentangan dengan logika rasional keamanan internasional.

AS Tolak Sebut Genosida Israel di Gaza meski Nyatakan Kejahatan Serupa di Sudan

Rusia setidaknya menempatkan 190.000 tentara di perbatasan dan memindahkan suplai atau pasokan darah ke daerah-daerah tersebut dengan berbagai alasan tanpa menyebut untuk menyerang Ukraina.

“Ini adalah awal dari Invasi Rusia. Anda tidak membutuhkan darah kecuali jika anda berencana untuk memulai perang,” kata Biden.

Justin Trudeau Ogah Kanada Jadi Bagian dari Negara AS

Baca juga: Jerman Jatuhkan Sanksi untuk Rusia, Blokir Pipa Gas Utamanya

Presiden AS Joe Biden termasuk pemimpin negara yang menjadi pelopor sanksi terhadap Rusia karena mengirim pasukannya ke wilayah Ukraina timur. Biden juga mengumumkan bahwa dia memindahkan pasukan Amerika Serikat (AS), jet tempur, dan helikopter ke Estonia, Latvia dan Lithuania di sisi timur NATO sebagai langkah defensif dan memberlakukan sanksi yang berat terhadap bank-bank dan oligarki Rusia.

Tidak hanya Amerika Serikat (AS), Inggris dan Uni Eropa juga mengambil langkah yang sama untuk memberikan sanksi kepada Rusia.

Saat mengadakan konferensi pers untuk mempertahankan keputusannya, Putin sendiri mengatakan akan mengambil tindakan perampasan tanah di Ukraina timur sebagai misi menjaga perdamaian di wilayah Donetsk dan Luhansk.

Putin sempat membantah bahwa dia mengirim pasukannya ke Ukraina timur tapi dia bersumpah akan memenuhi kewajibannya jika diperlukan. Dia juga mengeluarkan daftar tuntutan baru ke Ukraina yakni menyerukan agar pihak Kiev membatalkan tawaran NATO dan harus melakukan netralisasi, demiliterisasi serta bernegosiasi langsung dengan kelompok separatis. Namun hal tersebut akan ditolak mentah-mentah oleh Ukraina.

Tampaknya pernyataan Putin disinyalir sebagai sebuah kebohongan belaka. Hal ini dapat dilihat dengan terjadinya pertempuran yang meningkat di wilayah Ukraina timur ketika pasukan Rusia masuk ke dalam wilayah tersebut. Peluru menghantam pembangkit listrik di jalur sisi Ukraina pada Selasa pagi setelah ledakan menewaskan dua orang dan melukai 12 orang lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya