Muslim di India: Keluarga Korban yang Dibunuh Massa Hidup Ketakutan
- bbc
Sulit untuk memastikan berapa banyak eksekusi mati di luar pengadilan atau kebencian terhadap Muslim yang terjadi setiap tahun. Pada 2017, biro catatan kriminal India mengumpulkan data terkait itu tetapi tidak mempublikasikannya.
Dalam empat kasus yang ditelusuri oleh BBC, keluarga korban menuduh polisi apatis dan mengatakan mereka tidak puas dengan perkembangan kasusnya.
Terdakwa dibebaskan dengan jaminan dalam tiga kasus, sementara belum ada yang ditangkap dalam kasus keempat setelah lebih dari tujuh bulan sejak kejadian.
Prashant Kumar, Direktur Jenderal Hukum dan Ketertiban di Uttar Pradesh membantah tuduhan itu.
"Masyarakat tidak berhak memukul siapa pun dan apabila insiden seperti itu terjadi, kami akan menindak tegas tersangka," kata dia.
Namun seorang pengacara yang mewakili para korban, Mohammed Asad Hayat menuding bahwa keengganan polisi untuk membuat marah orang-orang yang berkuasa telah melemahkan penyelidikan kasus-kasus itu.
"Eksekusi mati di luar pengadilan terjadi di bawah agenda politik," kata Hayat.
Sementara itu, keluarga korban mengaku hidup dalam ketakutan, bahkan sampai meninggalkan rumah mereka.
Keluarga yang putus asa
Putra sulung Anwar Ali, Ain ul Haq, menuduh bahwa kedatangan guru sekolah setempat bernama Ravindra Kharwar teleh memicu ketegangan di Desa Parsoi, tempat mereka tinggal.
"Dia mendorong para pemuda Hindu untuk berkumpul dan meneriakkan slogan-slogan menentang Imam Chowk (tempat kegiatan keagamaan)," kata dia.
Menurut Haq, kelompok itu merusaknya dua kali, tetapi pada kali kedua polisi akhirnya turun tangan dan merundingkan pembangunannya kembali.