Omicron Masih Tinggi Beberapa Negara Pilih Longgarkan Pembatasan
- bbc
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, berpendapat bahwa langkah-langkah pelonggaran pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Ia menjelaskan setidaknya ada dua indikator untuk melakukan pelonggaran yaitu jumlah kasus, dalam bentuk positivity rate, dan angka kematian.
Di Indonesia, jumlah kasus terus bertambah sejak pertengahan Januari. Pada Rabu (16/02), Indonesia mencatat 63.956 kasus terkonfirmasi - melebihi puncak gelombang kedua pada Juli lalu. Angka positivity rate saat ini sekitar 18%.
Jumlah kasus kematian juga terus bertambah pada bulan Februari. Jumlah kematian kembali menembus angka 100 sejak tanggal 11 Februari. Bangsal perawatan di beberapa daerah mulai terisi, dan beberapa pemerintah daerah mulai mengerahkan kembali tim khusus pemulasaraan jenazah dengan prosedur penyakit menular.
"Jadi berdasarkan dua indikator itu, saya sebagai epidemiolog tidak menutup kemungkinan melakukan pembatasan sosial. Jadi memperketat, bukan memperlonggar," kata Miko kepada BBC News Indonesia.
Miko juga tidak setuju Indonesia sudah mendekati puncak gelombang ketiga. Menurut dia, gelombang kasus akibat varian Omicron biasanya mencapai puncak setelah satu atau dua bulan. Sedangkan Indonesia baru masuk gelombang ketiga antara akhir Januari - awal Februari, jadi belum sampai sebulan.
Ia menambahkan bahwa penyebaran kasus di suatu daerah amat tergantung pada luas wilayah dan jumlah penduduknya. "Jadi menurut saya tidak semua sama dengan Jakarta," ujarnya.