Pastor Pelaku Perbudakan Seks di Italia Masih Pimpin Misa, Menyedihkan
- bbc
Tapi mengapa, saya bertanya, Spreafico tidak menyarankan Vatikan untuk mengambil tindakan yang berbeda? Mengingat pengetahuannya sampai detail, fakta bahwa Mario telah menceritakan kepadanya dan bahwa pengadilan hukum kanon memutuskan Bekiaris bersalah
"Rasa bersalah dapat didasarkan pada fakta yang berbeda," jawabnya. "Mereka bisa berubah menjadi skala yang berbeda, kerangka waktu yang berbeda, realitas yang berbeda."
Ketika saya menunjukkan kepadanya foto-foto Bekiaris di gereja dengan anak di bawah umur, Spreafico pada awalnya mengatakan telah mencek dengan Vatikan bahwa perayaan misa sesekali tidak bertentangan dengan hukuman.
Kemudian, ia mengatakan,"Saya akan meminta Kogregasi [untuk Doktrin Iman] apakah ini termasuk dalam larangan. Tapi itu tidak ditentukan dalam dekrit."
Bahkan jika, seperti yang Spreafico tegaskan tindakan itu tidak melanggar hukum, saya bertanya, bukankah itu bertentangan dengan moralitas dasar ketika pria dengan masa lalu seperti itu untuk melanjutkan tugas sebagai imam?
"Saya akan mempertimbangkan pengamatan Anda," katanya, "dan saya akan memeriksanya, jangan khawatir."
Kami memeriksanya sendiri, meminta tanggapan dari Kongregasi untuk Ajaran Iman.
Mereka memberi tahu kami, larangan seumur hidup dengan bertugas dengan anak di bawah umur yang dikenakan pada Gianni Bekiaris dimaksudkan untuk "menyembuhkan dan menebus".
Namun, larangan itu masih memungkinkan seorang imam untuk merayakan Misa publik dengan anak di bawah umur, "selama mereka tidak pernah ditinggalkan sendirian".
Baca juga:
Film dokumenter dirilis, petinggi Gereja Katolik minta Vatikan selidiki tudingan pelecehan seksual
Lecehkan anak-anak yatim piatu, mantan pastor di Timor Leste dihukum penjara 12 tahun
Skandal di Gereja Katolik: Bendahara Vatikan bersalah atas pelanggaran seksual di Australia
Teknis hukum, celah prosedural, dan interpretasi pribadi akan penilaian adalah penyebab yang memungkinkan Gianni Bekiaris bisa terus memberitakan firman Tuhan.
Hal itu pula yang mencabut keadilan bagi Mario - dan dapat membawa Mario suatu saat memasuki gereja bersama putranya dan menyaksikan Misa yang dipimpin oleh pria yang dituduh berulang kali memperkosanya.
Itulah akibat dari kegagalan Italia untuk mengatasi "kutukan" kekerasan seksual- dan kurangnya akuntabilitas bagi para penyintas yang keyakinan dan masa kecilnya dirampok dengan begitu kejam.
"Dampaknya sangat menghancurkan," kata Mario, jiwanya yang hancur terlihat jelas. "Terhadap seluruh gereja, dari paus hingga imam terakhir, saya merasa muak dengan mereka. Saya muak sampai mati."
Laporan tambahan oleh Julian Miglierini