Sekjen PBB Guterres Tetap Yakin Rusia Tidak Akan Serang Ukraina
- Dok. PBB
VIVA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan pada hari Senin 14 Februari 2022, bahwa sudah waktunya untuk “meredakan ketegangan” antara Rusia dan Ukraina, dia juga mengatakan bahwa dia “sangat khawatir” tentang ancaman konflik yang ada.
“Sekarang waktunya untuk meredakan ketegangan dan mengurangi tindakan di lapangan,” kata Gutteres, yang sebelumnya berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia dan Ukraina dan menyatakan keprihatinan seriusnya atas situasi tersebut.
Melansir dari Channel News Asia, Selasa 15 Februari 2022, sekretaris jenderal PBB mengatakan kepada wartawan bahwa dia “sangat khawatir” dengan meningkatnya ketegangan dan meningkatnya spekulasi tentang potensi konflik militer di Eropa.
“Kami sama sekali tidak dapat menerima bahkan kemungkinan konfrontasi yang membawa bencana seperti itu,” ujarnya, bersikeras bahwa tidak ada alternatif lain selain diplomasi.
Guterres meminta semua pihak untuk menghormati PBB dan menahan diri dari “ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik negara mana pun.”
Kata Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric de la Riviere, mengatakan, selama pembicaraan teleponnya Gutteres mengulangi pesannya kepada diplomat top Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Ukraina Dymtro Kuleba, bahwa diplomasi adalah satu-satunya jalan ke depan.
“Sekjen menyatakan kepada kedua menteri luar negeri keprihatinannya yang serius atas meningkatnya ketegangan di sekitar Ukraina,” kata Dujjaric kepada wartawan.
“Dia menyambut baik diskusi diplomatik yang sedang berlangsung untuk meredakan ketegangan itu, dan sekali lagi menggarisbawahi fakta bahwa tidak ada alternatif selain diplomasi,” katanya dalam keterangan lebih lanjut.
Selain itu, Dujjaric mengatakan bahwa Guterres tetap yakin bahwa Rusia tidak akan menyerang Ukraina. “Saya tidak percaya pendapatnya telah berubah dengan cara apapun,” kata juru bicara itu selama pengarahan hariannya di markas besar PBB di New York.
PBB memiliki sekitar 1.660 staf di Ukraina termasuk 1.440 orang Ukraina dan 220 orang asing. Dujjaric menegaskan bahwa tidak ada staf PBB yang akan dievakuasi atau direlokasi dari Ukraina.
Dewan Keamanan juga akan mengadakan pertemuan tahunan pada hari Kamis tentang Ukraina dan perjanjian Minsk, yang berusaha untuk mengakhiri perang di wilayah Donbas Timur Ukraina.