Perbedaan Gejala Antara COVID-19, Demam Berdarah, Flu dan Pilek
- bbc
Covid-19 dapat muncul dalam tiga bentuk: ringan, sedang, atau berat. Diagnosis dapat dibuat dengan pemeriksaan klinis dan tes laboratorium pada sampel yang diambil, terutama dari hidung.
Gejala yang paling umum pada awal pandemi pada tahun 2020 adalah batuk kering, demam, kelelahan, serta kehilangan indra penciuman dan perasa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencantumkan gejala yang tidak umum dirasakan seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, diare, mata merah, gatal, dan ruam.
Sementara itu gejala parah ditandai dengan kesulitan bernapas, kehilangan mobilitas atau bicara, nyeri di dada dan disorientasi yang menyebabkan sulitnya berpikir atau mengingat sesuatu.
Baca juga:
- Covid: 100 orang meninggal dalam sehari di Indonesia, mengapa jumlah kematian meningkat?
- Pasien Covid di RS terus meningkat didominasi pasien bergejala ringan, efektivitas layanan telemedisin dipertanyakan
- Omicron: Gejala-gejala terkena varian baru virus corona menurut dokter yang mendeteksi
Sejauh ini sudah muncul lima variant of concern atau varian yang menyebabkan peningkatan penularan, yaitu Alfa, Beta, Gamma, Delta, dan Omicron.
Gejala utama varian Delta mirip dengan varian Alfa, seperti batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, sumbatan hidung, pilek, sakit perut, dan manifestasi kulit.
Dalam kasus varian Omicron, gejala paling umum yang diidentifikasi adalah sakit tenggorokan, kelelahan, pilek, bersin, sakit kepala, dan nyeri pada bagian tubuh tertentu.
Gejala berupa kehilangan penciuman dan rasa menjadi jarang ditemukan pada kasus yang disebabkan varian yang paling menular ini.
Batuk yang tiba-tiba muncul dan terus-menerus, sesak napas, dan demam tinggi tetap menjadi gejala yang signifikan, selain diare dan kedinginan.
Memburuknya gejala covid-19 biasanya tidak secepat pada kasus demam berdarah.