Perbedaan Gejala Antara COVID-19, Demam Berdarah, Flu dan Pilek
- bbc
Demam berdarah biasanya berlangsung selama empat sampai sepuluh hari. Walau begitu, dampaknya bisa bertahan hingga beberapa pekan.
Dampak penyakit ini terhadap seseorang bisa ringan atau berat (dengan atau tanpa tanda-tanda peringatan). Diagnosis dapat dibuat dengan pemeriksaan klinis dan dikonfirmasi melalui tes darah.
- Demam berdarah yang tidak parah dan tidak berpotensi bahaya ditandai dengan gejala umum seperti mual, demam, bercak kemerahan pada tubuh, muntah, sakit kepala, serta nyeri pada otot, persendian, dan sekitar mata.
- Demam berdarah yang tidak parah tapi disertai peringatan fase setelah demam. Pada tahap ini satu atau beberapa gejala yang dianggap mengkhawatirkan dapat mulai terjadi, antara lain muntah yang terus-menerus dan pendarahan.
- Demam berdarah berat ditandai adanya satu atau lebih manifestasi, yang dapat muncul tiba-tiba (pucat dan pingsan, berkeringat, dan penurunan tekanan darah).
Penderitanya juga bisa sulit bernapas karena ekstravasasi plasma (kebocoran cairan dari pembuluh darah), gangguan organ yang parah, seperti pada ginjal, hati, otak, dan jantung, pendarahan besar.
"Peristiwa kebocoran dan syok plasma berlangsung 24 hingga 48 jam, terjadi dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan benar dalam 12 hingga 24 jam," kata Falcao.
Falcao berkata, istilah demam berdarah yang populer di beberapa negara sekarang tidak lagi digunakan karena kurangnya presisi dalam mengidentifikasi kasus serius menurut klasifikasi sebelumnya.
Istilah demam berdarah, kata Falcao, mengesampingkan banyak kasus parah karena jika merujuk terminologi itu, penderita demam berdarah yang parah harus mengalami pendarahan.
"Anggapan itu keliru," ujar Falcao.
Covid-19
Infeksi virus corona SARS-CoV-2 dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, tergantung pada varian yang memicu infeksi. Covid-19 adalah nama penyakit yang disebabkan oleh virus ini.