Tingginya Kematian akibat Tersambar Petir di India Amat Meresahkan
- Tangkapan layar
VIVA – Maret 2021 lalu, empat tukang kebun yang bekerja di sebuah kondominium di Gurgaon, pinggiran kota dekat Ibu Kota India, New Delhi berlindung di bawah pohon saat hujan. Nahasnya dalam hitungan detik, sebuah petir berkekuatan sekitar 300 juta volt dan 30.000 amp melesat ke bawah batang pohon. Empat pria tersebut jatuh ke tanah, satu di antaranya tewas dan tiga lainnya selamat walau dengan luka bakar.
“Saya tidak ingat apa yang terjadi pada saya dan bagaimana itu terjadi. Dalam hitungan detik, semuanya hancur,” kata salah satu korban.
Dikutip dari BBC, Senin 14 Februari 2022, insiden ini bukan kali pertama sambaran petir menewaskan manusia di India. Menurut data resmi, ada 2.500 orang India yang kehilangan nyawa karena petir setiap tahun. Sambaran petir setidaknya telah menewaskan 100.000 orang di India antara tahun 1976 dan 2019.
Catatan kematian akibat sambaran petir ini merupakan sepertiga kematian yang disebabkan oleh bencana alam selama periode ini. Orang yang selamat mungkin harus hidup dengan gejala berkepanjangan seperti, pusing bahkan hilang ingatan.
Baca juga: Maskapai Demi Maskapai Batalkan Penerbangan ke Ukraina, Situasi Panas
Kantor Meteorologi India memulai prakiraan petir tiga tahun lalu dan membuat aplikasi seluler melacak kilatan. Orang-orang disiagakan melalui radio, TV dan sukarelawan yang membawa megafon. Inisiatif yang dilakukan selama tiga tahun bernama Lightning India Resilient Campaign bekerja keras untuk meningkatkan kesadaran di desa-desa rawan petir sehingga bisa mengurangi angka kematian.
India mencatat lebih dari 18 juta sambaran petir antara April 2020 dan Maret 2021. Menurut sebuah studi oleh Pusat Sains dan Lingkungan yang berbasis di Delhi dan majalah iklim Down to Earth, angka ini menunjukkan kenaikan 34 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Data satelit yang dikumpulkan oleh Institut Meteorologi Tropis India menunjukan serangan petir telah meningkat pesat antara tahun 1995 dan 2014. Tiga negara bagian seperti Odisha, Jharkhand dan Benggala Barat menyumbang 70 persen dari kematian. Sementara laki-laki yang bekerja di pertanian adalah yang paling rentan tersambar petir.
“Ada banyak sambaran petir di daerah kami. Saya masih ingat seseorang bocah lelaki berusia tujuh tahun terbunuh ketika dia pergi keluar saat badai, untuk mengambil kerbau mereka. Sekarang kami hanya mencoba untuk tinggal di rumah,” kata Sandhyarani Giri, seorang guru sekolah di Benggala Barat.
Para ilmuwan mengatakan ancaman dari perubahan iklim menyebabkan peningkatan aktivitas petir. Naiknya suhu permukaan tanah dan laut menghangatkan udara di atas, dan membuat lebih banyak energi tersedia untuk mendorong badai petir.
“Pemanasan di atas daratan dan kelembapan di atas air dan aerosol karena polusi udara menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi awan petir untuk memicu aktivitas petir. Saat India menjadi lebih tercemar jadi badai petir akan meningkat,” kata SD Pawar, Direktur Dinamika Badai Petir di Institut Tropis India Meteorologi.